Ketua Umum Masyarakat Perkelapasawitan Indonesia (MAKSI), Darmono Taniwiryono, menilai produk minyak sawit merah atau virgin palm oil memiliki prospek bisnis yang sangat besar, baik di pasar domestik maupun internasional.

“Jadi prospek bisnis umumnya sawit merah alami atau virgin palm oil di Indonesia ini sangat besar,” tutur Darmono, saat ditemui Olenka, di Jakarta, belum lama ini.

Darmono mengungkapkan, selama lebih dari satu abad industri sawit berkembang di Indonesia, ternyata masih banyak potensi nutrisi sawit yang belum dimanfaatkan secara maksimal. Salah satunya, kandungan gizi penting justru banyak terbuang dalam proses produksi.

“Nanti seluruh stakeholder sawit akan sadar bahwa selama 114 tahun ini kita banyak membuang kandungan nutrisi yang ada di sawit. Di mana dibuang? Itu di kolam limbah cair,” jelasnya.

Menurut Darmono, peningkatan pemanfaatan minyak sawit merah dapat memberikan nilai tambah signifikan, apalagi jika pengembangan produk ini melibatkan langsung para petani.

Dengan strategi tersebut, kata dia, Indonesia tidak hanya memperkuat ketahanan pangan dalam negeri, tetapi juga membuka peluang ekspor bernilai tinggi.

“Branding-nya kan branding farmers product. Itu akan laku di negara-negara pengimpor minyak bernutrisi tinggi, minyak nabati bernutrisi tinggi,” ungkapnya.

Baca Juga: Fakta di Balik Kandungan Asam Lemak Jenuh Minyak Sawit Merah

Potensi Pasar Domestik dan Internasional

Selain pasar global, Darmono menekankan pentingnya melihat potensi besar di dalam negeri.

Dengan populasi Indonesia yang kini mencapai sekitar 280 juta jiwa dan terus meningkat, kata dia, kebutuhan gizi masyarakat dapat menjadi basis kuat bagi pengembangan minyak sawit merah.

“Jadi prospeknya sangat besar. Kita lihat populasi Indonesia ini kan 275 juta, 280 juta, bahkan tentunya akan naik di masa yang akan datang. Dan nanti kalau semua orang, termasuk pengambil kebijakan itu aware tentang manfaat ini, harapan bisnis ke depan sangat besar sekali,” papar Darmono.

Ia menambahkan, minyak sawit merah berpotensi digunakan tidak hanya untuk kebutuhan memasak, tetapi juga untuk pengayaan makanan, suplemen kesehatan, hingga pengembangan produk bernilai tambah lainnya.

“Baik untuk pengkayaan makanan, untuk suplemen, dan lain sebagainya. Kita jangan lagi hanya berpikir soal menggoreng, tapi bagaimana meningkatkan manfaat bagi kesehatan masyarakat secara umum,” tutur Darmono.

Dengan kombinasi branding berbasis petani, kandungan nutrisi tinggi, serta kebutuhan gizi dalam negeri yang terus bertumbuh, kata Darmono, minyak sawit merah dipandang sebagai produk strategis masa depan.

“Indonesia memiliki peluang besar untuk memposisikan diri bukan hanya sebagai produsen minyak sawit mentah, tetapi juga sebagai penggerak inovasi pangan yang menyehatkan,” tandasnya.

Baca Juga: Ketum MAKSI Bicara Soal Potensi Minyak Sawit Merah Sukseskan Program MBG