Sri Mulyani telah menuntaskan tugasnya sebagai Menteri Keuangan RI, ia menjadi salah satu dari beberapa menteri yang terdampak reshuffle Kabinet Merah Putih yang dilakukan Presiden Prabowo Subianto beberapa hari lalu.
Sri Mulyani merupakan salah satu tokoh yang menorehkan segudang prestasi untuk bangsa ini, semerbak harum namanya terendus sampai mancanegara, ia dikenal publik sebagai salah satu pakar ekonomi yang pernah dilahirkan republik ini.
Baca Juga: Eks Anak Buahnya Jadi Menkeu, Luhut Blak-blakan Soal Kinerja Purbaya
Jebolan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI) sekaligus peraih gelar master serta PhD di bidang ekonomi di University of Illinois Urbana-Champaign, Amerika Serikat itu mulai dikenal luas ketika Indonesia dilanda krisis moneter pada 1997-1998.
Saat negara ini sedang diterjang badai krisis, Sri Mulyani tampil memberi analisa tajam serta masukan-masukan berbobot bagi pemerintah supaya Indonesia bisa keluar dari masalah ini. Momon krisis moneter itu menjadi panggung buat Sri Mulyani, ia kemudian dilirik pemerintah, analisanya selalu ditunggu-tunggu publik dan pemerintah.
Dari Dosen Menjadi Menteri
Tidak seperti kebanyakan pejabat, Sri Mulyani memulai kariernya sebagai akademisi. Ia menjadi dosen di almamaternya di UI, di sana ia menjadi dosen peneliti hingga menjabat sebagai kepala LPEM FEUI pada 1998.
Sri Mulyani baru masuk ke pemerintahan pada 2002 di era Presiden Megawati Soekarnoputri. Menteri Keuangan kala itu Boediono menawarkan Sri Mulyani menjadi direktur pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) mewakili 12 negara Asia Tenggara. Ia menjalani tugas tersebut selama dua tahun di Washington DC. Kebetulan kala itu Sri Mulyani dan keluarganya sudah pindah ke Amerika Serikat.
Mendapat kesempatan di pemerintahan, Sri Mulyani langsung tancap gas, proforma menterengnya membuatnya ia dipercaya menjadi Menteri Keuangan di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) setelah setahun sebelumnya ia dipercayakan me menjadi kepala Bappenas.
Memimpin Reformasi Birokrasi
Sri Mulyani adalah salah satu pejabat yang dikenal dengan karakter tegas, hal ini ia buktikan dengan dengan reformasi birokrasi besar-besaran yang ia lakukan sesaat setelah menjabat Menkeu.
Baca Juga: Resmi Jabat Menkeu, Purbaya Minta Pencerahan Sri Mulyani Soal Pengelolaan Keuangan Negara
Ratusan pejabat korup di bawah kementeriannya ia tendang keluar, aksi bersih-bersih ini dibarengi dengan transparansi dimana Sri Mulyani mulai memperkenalkan sistem perpajakan elektronik. Reformasi ini meningkatkan jumlah wajib pajak, penerimaan negara, dan menjadikan Kementerian Keuangan lebih profesional.
Sri Mulyani kemudian menyudahi kariernya di setelah sejumlah kontroversi yang menyeret namanya salah satunya adalah bailout Bank Century pada 2008.
Dua tahun kemudian ia kembali bikin bangga Indonesia ia menjadi orang Indonesia pertama yang menjadi direktur pelaksana Bank Dunia. Di Bank Dunia, ia memimpin operasi global, menghadiri forum G20, dan diakui sebagai salah satu wanita paling berpengaruh versi Forbes.
Kepiawaiannya menjadi bendahara negara membuat dirinya kembali dipercaya menjadi Menteri Keuangan di era Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Lagi-lagi ia membuat masyarakat berdecak kagum, pada periode pertama menjabat Menkeu ia membuat gebrakan dengan menginisiasi UU Harmonisasi Peraturan Perpajakan yang mencakup pajak karbon dan integrasi NIK-NPWP.
Sepanjang kariernya di pemerintahan Sri Mulyani memang tidak luput dari kontroversial, banyak kalangan yang mengeritiknya karena berbagai kebijakan yang dianggap menyulitkan seperti kebijakan menaikan pajak.
Namun Sri Mulyani meninggalkan segudang prestasi gemilang yang patut dikenang, salah satu gebrakannya yang bakal abadi dalam ingatan masyarakat Indonesia adalah ketika ia berjibaku memuat berbagai kebijakan untuk menyelamatkan Indonesia dari kekacauan ekonomi ketika Covid-19 mewabah pada 2020 lalu.
Perppu Nomor 1 Tahun 2020 yang merancang kebijakan extraordinary senilai Rp 405,1 triliun untuk kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi adalah sebuah kebijakan yang lahir dari buah pikiran Sri Mulyani.