Di samping itu, dr. Dwiyana tak memungkiri dalam praktiknya, sering kali industri lebih menonjolkan informasi yang menarik di bagian depan kemasan. Sementara itu, tabel nilai gizi justru ditempatkan di bagian samping atau belakang kemasan, padahal informasi ini sangat penting untuk diperhatikan sebelum membeli produk.
“Konsumen harus membiasakan diri untuk membaca dan memahami tabel gizi agar bisa membuat pilihan yang lebih sehat dan sesuai dengan kebutuhan mereka.
Adapun cara cerdas membaca label gizi pada olahan pangan, ada empat informasi nilai gizi dalam label kemasan yang perlu diperhatikan. Di antaranya adalah perhatikan takaran saji dan jumlah sajian per kemasan.
Dwiyana menjelaskan, takaran saji ditentukan oleh Badan POM untuk menentukan jumlah konsumsi wajar suatu produk dalam satu kali makan. Standar ini dibuat berdasarkan perkiraan porsi yang umumnya dikonsumsi oleh masyarakat. Hal yang perlu diingat, satu kemasan pangan dapat memiliki lebih dari satu takaran saji, atau dapat dikonsumsi lebih dari satu kali makan.
“Misalnya, produk seperti Happy Toast mungkin memiliki hingga 7 sajian per kemasan, yang berarti tidak untuk dikonsumsi sekaligus, melainkan untuk 7 kali ngemil. Informasi ini sangat penting, meskipun sering kali ditulis dengan ukuran kecil,” tutur dr. Dwiyana.
Baca Juga: Dokter Ungkap Olahraga yang Tepat untuk Orang Obesitas, Apa Saja?
“Jika takaran saji tercantum sebagai 5 gram dan di bawahnya tertulis "2 sajian per kemasan", maka konsumen perlu memperhatikan bahwa jumlah dalam kemasan tersebut bukan untuk sekali makan. Oleh karena itu, setelah dibuka, sebaiknya kemasan ditutup kembali agar dapat dikonsumsi pada waktu snack berikutnya,” tambahnya.
Kemudian, cermati kandungan gizi seperti lemak, lemak jenuh, protein, karbohidrat, termasuk kandungan gula. Kandungan energi dan zat gizi dalam tabel informasi nilai gizi berupa jumlah per satu takaran saji atau per kemasan.
Terakhir yang paling penting adalah memerhatikan persentase AKG atau Angka Kecukupan Gizi per sajian. Pilihlah produk dengan kandungan sesuai dengan kebutuhan. Pilih produk dengan kandungan GGL alias gula, garam, dan lemak yang lebih rendah, serta pertimbangkan asupan GGL dari sumber pangan lainnya.
“Sebagai konsumen, cerdas membaca informasi nilai gizi merupakan suatu keharusan untuk memastikan pangan olahan yang dikonsumsi sesuai dengan kebutuhan gizi,” imbuh dr. Dwiyana.