Presiden RI, Prabowo Subianto, menyatakan keyakinannya bahwa Indonesia mampu mencapai target ambisius pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 8% per tahun.

Optimisme ini, menurutnya, didorong oleh program nasional penyediaan makanan bergizi gratis bagi anak sekolah dan ibu hamil—sebuah inisiatif besar yang menjadi salah satu prioritas pemerintahannya.

“Saya pikir 8% sangat mungkin tercapai,” tutur Prabowo saat berdialog dengan Steve Forbes, Ketua dan Pemimpin Redaksi Forbes Media, dalam sesi puncak Forbes Global CEO Conference 2025 yang digelar di Jakarta pada 14–15 Oktober 2025.

Prabowo menekankan bahwa program makan gratis bukan sekadar kebijakan sosial, melainkan strategi ekonomi jangka panjang.

Ia menyebut setiap satu dolar yang diinvestasikan dalam program ini akan menghasilkan manfaat ekonomi sebesar 5 hingga 7 dolar.

“Tujuan utama saya adalah mengatasi kelaparan anak-anak,” tegasnya.

Inspirasi dari India, Dorong Ekonomi Lokal

Pertumbuhan PDB Indonesia telah stabil di kisaran 5% sejak awal 2000-an, menurut data Bank Dunia. Untuk mempercepat laju pertumbuhan, Prabowo mengambil inspirasi dari kebijakan makan siang gratis di India, yang telah lama terbukti efektif meningkatkan kesehatan anak sekaligus mendorong perekonomian lokal.

Pemerintah India bahkan mengalokasikan sekitar Rp335 triliun untuk memberi makan lebih dari 34 juta anak sekolah setiap hari.

“Menurut saya, ini memberikan dorongan besar bagi perekonomian,” kata Prabowo.

Ia menjelaskan bahwa selama masa kampanye, ia melihat langsung kondisi malnutrisi di banyak wilayah Indonesia, yang menjadi alasan kuat di balik program ini.

Pemerintah Indonesia telah membangun lebih dari 11.000 dapur umum di seluruh nusantara dan berencana menggandakannya menjadi 30.000 pada akhir tahun ini.

Setiap dapur umum akan mempekerjakan sekitar 50 orang, sehingga total 1,5 juta lapangan kerja baru akan tercipta. Selain itu, program ini turut meningkatkan pendapatan petani dan nelayan karena bahan pangan diperoleh langsung dari produksi dalam negeri.

“Pada tahun 2026, pendapatan mereka akan meningkat 100%,” ujarnya.

Untuk memperkuat rantai pasok, pemerintah juga tengah membangun dermaga, pabrik es, dan fasilitas penyimpanan dingin di desa-desa pesisir dan sentra pertanian.

Baca Juga: Seperti Apa Sosok Prabowo di Mata Para Pemimpin Dunia?

Danantara dan Restrukturisasi BUMN

Dalam pertemuan tersebut, Prabowo juga mengungkapkan strategi besar pemerintahannya dalam mengelola Danantara, dana kekayaan negara yang baru dibentuk dengan nilai aset lebih dari 1 triliun dolar AS.

Salah satu fokus utamanya adalah merasionalisasi lebih dari 1.000 badan usaha milik negara (BUMN) yang sebagian besar hanya menghasilkan imbal hasil 1–2%.

“Saya telah memberikan arahan kepada Ketua (Rosan Perkasa Roeslani) untuk merasionalisasi semuanya, mengurangi dari 1.000 BUMN menjadi angka yang lebih rasional, mungkin 200, dan kemudian menjalankannya sesuai dengan standar internasional,” tutur Prabowo.

Presiden juga menegaskan komitmennya untuk memberantas korupsi secara menyeluruh.

“Korupsi akan menghancurkan negara, bangsa, dan rezim. Saya bertekad untuk memberantas korupsi,” ujarnya tegas.

Terkait kebijakan perdagangan, Prabowo menilai langkah tarif dari Amerika Serikat sebagai peringatan penting bagi Indonesia untuk memperkuat kemandirian ekonomi.

“Kami ingin memberdayakan masyarakat miskin Indonesia, yang akan menciptakan konsumsi domestik,” tambahnya.

Dengan program makanan bergizi gratis sebagai fondasi, didukung restrukturisasi ekonomi dan penguatan pasar domestik, Prabowo percaya target pertumbuhan ekonomi 8% bukanlah mimpi besar, melainkan tujuan yang realistis dan dapat dicapai dalam beberapa tahun ke depan.

Baca Juga: Tak Harus WNI, Prabowo Izinkan WNA Jadi Bos di BUMN