Toko cendekiawan muslim yang kini menjabat sebagai Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia, Abdul Mu’ti, mengaku menjalani hidup dengan berpegang teguh pada dua rumus kehidupan.

Tokoh Muhammadiyah kelahiran Kudus, 2 September 1968 ini mengaku mendapat dua pelajaran penting yang diperoleh dari sang ayah. Rumus itu terbukti membawa seorang Abdul Mu’ti menjadi tokoh yang sukses dalam bidang pendidikan.

Baca Juga: Filosofi Genteng Kaca dalam Hidup Abdul Mu'ti, Perjuangan di Tengah Keterbatasan

"Saya diajar oleh bapak saya, rumus yang saya pakai sampai sekarang. Pertama, semua hal itu ada ilmunya. Oleh karena itu, pelajarilah sampai kalian menemukan ilmu tersebut," ujarnya dalam sebuah kesempatan, dikutip Jumat (6/12/2024).

Rumus kedua, tegasnya, adalah jangan mengatakan "tidak bisa". Abdul Mu’ti menekankan, "Boleh mengatakan sulit, tapi jangan mengatakan tidak bisa."

"Kalau mengatakan tidak bisa, fix mindset, menjadi putus asa. Sementara, kalau mengatakan sulit, tetap ada jalan keluar. Meski sulit, ada jalan keluar sehingga kita akan mencari jalan keluar itu," pungkasnya.

Abdul Mu’ti bergabung dengan Muhammadiyah pada tahun 1994 dan didapuk sebagai Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah sejak tahun 2000. Atas dedikasinya, dia kemudian ditunjuk menjadi Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah pada medio 2002 hingga 2006. Di masa itu, salah satu gebrakan yang Abdul Mu’ti buat adalah memperkuat basis kepemudaan dalam organisasi Islam.

Tak hanya di kancah nasional, di level internasional, Abdul Mu’ti juga tercatat aktif di berbagai organisasi, seperti British Council Advisory Board sejak 2006 hingga 2008. Selain itu, dia juga tergabung dalam Indonesia-United Kingdom Advisory Board dari tahun 2007 hingga 2009; anggota Executive Committee of Asian Conference of Religion for Peace pada 2010 hingga 2015; serta menjadi anggota aktif Indonesia-United States Council on Religion and Pluralism sejak 2016 sampai sekarang.