Indonesia Timur adalah sebuah kawasan di bagian timur Indonesia yang meliputi Sulawesi, Kepulauan Nusa Tenggara, Kepulauan Maluku, dan Papua. Siapa sangka, di wilayah ini pun lahir banyak pebisnis ternama yang selain memberikan kontribusi masyarakat, namun juga dapat memberikan inspirasi.

Para pebisnis ini tak hanya sukses secara regional, tetapi juga mencatatkan diri dalam daftar orang terkaya di Indonesia. Tak hanya itu, mereka juga merupakan orang-orang yang memiliki pengaruh besar. Bergerak di bidang masing-masing, orang-orang ini dapat menginspirasi dengan prestasi dan kisahnya.

Dan berikut Olenka rangkum daftar pebisnis ternama asal Indonesia Timur yang tidak hanya sukses di industri masing-masing, tetapi menjadi contoh konglomerat yang mampu mengembangkan bisnis besar dengan kekayaan yang terus berkembang. Siapa saja mereka?

1. Jusuf Kalla

Pengusaha kelahiran Watampone, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan pada 15 Mei 1942 ini dikenal sebagai politikus ulung di Indonesia. Dia pernah menjadi pengurus Partai Golkar, menteri hingga Wakil Presiden.

Jusuf Kalla dikenal luas memiliki segudang bisnis di berbagai bidang yang berkibar di bawah bendera Grup Kalla. Dikabarkan, konglomerasi kerajaan bisnis perusahaan keluarga ini begitu besar, bahkan sering disebut-sebut sebagai yang terbesar di kawasan Indonesia Timur.

Di bawah kepemimpinannya, Grup Kalla berkembang pesat, dari perusahaan ekspor impor menjadi ekspansi ke sejumlah sektor, seperti konstruksi, manufaktur, otomotif, real estate, transportasi dan logistik, energi, dan lainnya.

Grup Kalla juga memiliki bisnis hospitality melalui PT Inti Karsa Persada, khususnya food & beverage seperti Gastros Cafe, Gastros Eatery, SAO Eating Point, Warung Kuliner dan terbaru Timur Resto. PT Inti Karsa Persada juga memiliki gedung serbaguna dengan brand Saoraja Ballroom bertempat di Wisma Kalla.

Bahkan bisnis usaha Grup Kalla juga ada yang masuk ke sektor pendidikan melalui kepemilikan Sekolah Islam Athirah dan Kalla Business School yang berlokasi di Makassar, Sulawesi Selatan.

2. Peter Sondakh

Peter Sondakh lahir di Manado, Sulawesi Utara, 23 Juni 1953. Ia merupakan bos Rajawali Corpora, sebuah perusahaan investasi yang didirikan pada tahun 1984 yang portofolionya meliputi perhotelan, media, dan pertambangan. Melansir situs web resmi Rajawali Group, usahanya diawali dengan membangun perusahaan stasiun TV Rajawali Citra Televisi Indonesia atau yang lebih dikenal dengan RCTI.

Peter kemudian merambah ke bidang lain. Salah satunya usaha wisata lewat Lombok Tourism Development Corp (LTDC) dan Express Group.Pada tahun 2010, Rajawali Group memfokuskan diri pada sektor infrastruktur dan pertambangan dengan mengakuisisi perusahaan seperti Bukitasam Transpacific Railway Infrastructure, Nusantara Infrastructure, dan PR Triaryani. Mereka juga membangun Green Eagle Group, sebuah perusahaan kebun minyak kelapa sawit.

Peter juga diketahui memiliki perusahaan di bidang properti, seperti St. Regis Bali, The Four Seasons Hotel Jakarta, Langkawi International Convention Center di Malaysia, St. Regis Langkawi Hotels and Resorts, dan St Regis Hotel and Residences Jakarta.

Ia juga memiliki perusahaan minyak PT BW Plantation Tbk (BWPT) dan perusahaan public relation media PT Fortune Indonesia (FORU). Tak hanya itu, Peter Sondakh pun diketahui memiliki perusahaan tambang emas Archi Indonesia yang diklaim mampu memproduksi lebih dari 8 ton emas per tahun.

3. Bahlil Lahadalia

Bahlil Lahadalia adalah salah satu sosok pengusaha dari Indonesia Timur yang terbilang sukses. Pria kelahiran Banda, Maluku Tengah, Maluku, 7 Agustus 1976 itu tercatat memiliki beberapa perusahaan, diantaranya adalah PT Rifa Capital. Perusahaan ini adalah induk dari 10 anak usaha lain yang dimilikinya. Letaknya ada di Jakarta Selatan, dan memiliki anak usaha di bidang perkebunan, properti, transportasi, pertambangan, hingga konstruksi. Beberapa nama perusahaan yang ada di bawahnya antara lain adalah PT Ganda Nusantara, PT MAP Surveillance, dan PT Pandu Selaras. Asetnya berupa lahan tambang batu bara di Fak-Fak dan Halmahera.

Kemudian, pria yang menjabat Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral sejak 19 Agustus 2024 ini juga diketahui memiliki perusahaan bernama PT Dwijati Sukses yang bergerak di bidang konstruksi atau properti dan perusahaan tambang bernama PT Meta Mineral Pradana.

Ketua umum Partai Golkar ini juga diketahui memiliki perusahaan PT Bersama Papua Unggul, yang berfokus pada bidang konstruksi, dan menjadi salah satu perusahaan yang berhasil memenangkan lelang proyek pembangunan Jalan Bofuwer-Windesi atau MYC bersama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Di samping bidang konstruksi, perusahaan ini juga bergerak di bidang perdagangan, instalasi listrik, telekomunikasi, hingga mekanikal.

4. Alwi Hamu

Alwi Hamu adalah pengusaha sukses di bidang media asal Sulawesi Selatan. Pria yang lahir 28 Juli 1944 di kota Parepare, Sulawesi Selatan, ini merupakan pendiri dari Harian Fajar, yakni sebuah surat kabar harian yang terbit di Makassar yang termasuk dalam usaha Jawa Pos Group.

Harian ini merupakan induk dari banyak telur, seperti Ujung Pandang Ekspres, Berita Kota Makassar, Timor Ekspres, Ambon Ekspres, Kendari Ekspres, Radar Buton, Radar Bone, Radar Sulbar, Palopo Pos, Pare Pos, Radar Bulukumba, Rakyat Sulsel, Radar Makassar, dan lain-lain.

Namun, belum lama ini Alwi Hamu menghembuskan napas terakhirnya pada Sabtu (18/1/2025) pagi di Rumah Sakit Puri Indah, Jakarta Barat. Namanya akan selalu dikenang sebagai sosok inspiratif yang memberikan dampak besar bagi dunia media dan organisasi pers di Tanah Air.

5. Aksa Mahmud

Aksa Mahmud merupakan pendiri Bosowa Corp, yakni perusahaan yang bergerak di bidang Otomotif, Semen, Logistik & Transportasi, Pertambangan, Properti, Jasa Keuangan, Infrastruktur, Energi, Media, Pendidikan (Bosowa School & Universitas) dan Multi Bisnis. Pria kelahiran Kecamatan Barru, Sulawesi Selatan, 16 Juli 1945 ini juga juga memiliki saham di PT Bank Bukopin Tbk., dan PT Bank QNB Kesawan Tbk.

Ipar mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla ini sukses mendirikan perusahaannya di Kota Makassar dan sempat menduduki peringkat 38 dalam daftar 40 orang terkaya versi Forbes. Berdasarkan catatan Forbes ia memiliki kekayaan sebesar US$780 juta.

Baca Juga: Daftar Pengusaha yang Memiliki Portofolio Proyek Reklamasi

6. Andi Amran Sulaiman

Andi Amran Sulaiman adalah seorang bangsawan bugis dan pengusaha berkebangsaan Indonesia yang menjabat Menteri Pertanian. Sebelum menjadi menteri, pria yang lahir 27 April 1968 di Kabupaten Bone ini adalah pemimpin Tiran Group, sebuah perusahaan konglomerat yang bermarkas di Makassar ini sebagian besar beroperasi di Indonesia Timur menjadikannya menteri terkaya yang diangkat ke kabinet baru.

Tiran Group merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri pertambangan, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kelautan. Tiran Group memiliki sejumlah anak usaha di antaranya PT Tiran Indonesia (tambang emas), PT Tiran Sulawesi (perkebunan tebu dan sawit), PT Tiran Makassar (distributor Unilever).

Selain itu, ada pula anak usaha PT Tiran Bombana (emas, timah hitam), PT Tiran Mineral (tambang nikel), PT Amrul Nadin (SPBU percontohan Maros), CV Empos Tiran (produsen rodentisida). Anak usaha lain milik Andi Amran Sulaiman adalah CV Profita Lestari (distributor pestisida), CV Empos (distributor Semen Tonasa), dan PT Bahteramas (pabrik gula di Konawe Selatan).

7. Erwin Aksa

Erwin Aksa Mahmud merupakan salah satu pengusaha sekaligus politikus ulung asal Sulawesi Selatan. Erwin lahir di Ujung Pandang, Makassar, Sulawesi Selatan, pada 7 Desember 1975. Ayahnya merupakan pengusaha pemilik Grup Bosowa, Aksa Mahmud. Sedangkan sang ibu, Hj. Ramlah Kalla, merupakan adik dari Jusuf Kalla (Wakil Presiden Republik Indonesia ke-10 dan ke-12).

Setelah lulus dari University of Pittsburgh, Pennsylvania, Amerika Serikat Jurusan Ekonomi pada tahun 1997, Erwin pun bergabung dengan perusahaan Bosowa yang dimiliki sang ayah. Dan, pada tahun 2006, Erwin pun diangkat menjadi Direktur Utama Bosowa Group dan sekarang Erwin menduduki jabatan Komisaris Utama di Bosowa Group.

8. Rachmat Gobel

Rachmat Gobel adalah seorang pengusaha dan politikus Indonesia. Pria kelahiran Gorontalo, 3 September 1962 ini merupakan generasi kedua dari keluarga Gobel yang mengendalikan perusahaan National Gobel Group yang didirikan oleh ayahnya, Thayeb Mohammad Gobel. National Gobel Group sekarang telah berganti nama menjadi Panasonic Gobel Group.

Sejatinya, bisnis Gobel Group tidak hanya terfokus pada sektor elektronik saja. Perseroan juga memiliki bisnis di sektor kimia, transportasi & logistik, makanan, properti dan periklanan.

9. Fadel Muhammad

Fadel Muhammad Al-Haddar, biasa dipanggil Fadel, lahir di Ternate, 20 Mei 1952. Ia adalah seorang pengusaha, politikus, dan akademisi Indonesia putra Gorontalo.

Setelah mendapatkan gelar insinyur pada usia 26 tahun, Fadel memilih menjadi pengusaha. Ia merintis usaha melalui PT Bukaka Teknik Utama yang fokus di bidang teknik mesin, manufaktur, dan merambah pembangunan infrastruktur, teknik dan telekomunikasi.

Kariernya pun melesat jauh. Ia menjabat sebagai Presiden Komisaris dari beberapa perusahaan berskala internasional, seperti PT Arco Chemical Indonesia, PT Dowell Anadrill schlumberger Indonesia, PT Gema Baker Nusantara, PT Gema Sembrown, dan PT Nesic Bukaka.

Melalui GEMA Group sebagai induk bisnisnya, Fadel masuk ke bidang energi, pembangunan kapal, minyak dan gas, peralatan maritim, komoditas, pengolahan industri, dan real estate, serta melakukan joint venture dengan sejumlah perusahaan terkemuka di dunia.

Di bidang politik, ia pernah menjabat sebagai Wakil Ketua MPR RI periode 2019-2024. Sebelumnya, ia pun pernah menjabat Menteri Kelautan dan Perikanan pada Kabinet Indonesia Bersatu II dari 22 Oktober 2009 hingga reshuffle 18 Oktober 2011, dan tercatat sebagai anggota DPD RI periode 2019-2024, anggota DPR RI periode 2014–2019 dari daerah pemilihan Gorontalo.

10. Ilham Bintang

Ilham Bintang adalah seorang wartawan dan pengusaha Indonesia yang lahir di Makassar, Sulawesi Selatan, pada 10 Mei 1955. Sejak kecil, Ilham sudah mencuatkan bakat wartawan dan naluri usahanya.

Diketahui, Ilham telah membentuk 7 perusahaan yang sering disebut sebagai Grup Bintang. Di antaranya, PT Bintang Media Sari Usaha, PT Bintang Advis Multimedia (memproduksi C&R, Halo Selebriti dan Buletin Sinetron), PT Bintang Sakti Mediautama (Tabloid C&R); PT Bintang Sakti Promo Peranti (PR dan event organizer), PT Bintang Mas Mediautama (Kroscek), PT Bintang Media Griya Usaha (Kroscek), dan PT Bintang Media Citra Utama.

11. Annar Salahuddin Sampetoding

Annar Salahuddin Sampetoding merupakan pengusaha asal Makassar dan Toraja yang memiliki rekam jejak panjang di dunia bisnis dan organisasi. Ia dikenal sebagai Presiden Direktur Siner Group dan Presiden Komisaris Sulwood Group, dua perusahaan besar yang bergerak di sektor industri dan kehutanan.

Karier Annar di bidang bisnis didukung oleh posisinya sebagai Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) Sulawesi Selatan untuk Bidang Kehutanan & Perkebunan selama dua periode, serta Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia untuk Wilayah Timur pada 2013-2016. Selain itu, ia juga pernah menjabat sebagai Ketua KONI Sulawesi Selatan Bidang Dana dan Usaha.

Selain berkarier di dunia usaha, Annar juga aktif di bidang politik. Pada Pilgub Sulawesi Selatan 2024, ia sempat mencalonkan diri sebagai bakal calon gubernur melalui beberapa partai besar, meski akhirnya gagal mendapatkan dukungan yang cukup untuk maju.

12. Suharso Monoarfa

Suharso Monoarfa adalah pengusaha yang terjun ke dunia politik. Dia lahir di Mataram, Nusa Tenggara Barat, pada 31 Oktober 1954. Dirinya pernah menjabat sebagai Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional dari tahun 2019 hingga 2024 dan juga merupakan anggota Dewan Pertimbangan Presiden.

Sebelum terjun ke dunia pemerintahan, Suharso dikenal sebagai pengusaha sukses di berbagai sektor, terutama konstruksi dan properti. Pengalaman bertahun-tahun di sektor ini membuatnya memiliki wawasan mendalam mengenai dinamika bisnis di Indonesia. Dikutip dari Tempo, ia pun sempat memegang beberapa jabatan strategis di sejumlah perusahaan ternama.

Pada tahun 1979 - 1982, Suharso merupakan Direktur Penerbit PT Iqra di Bandung. Kemudian, ia juga sempat menjadi Manajer UmumPT First Nobel milik Gobel Group (1982 - 1986), Direktur Nusa Consultant (1986 - 1990), Direktur dan Corporate Secretary PT Bukaka Teknik Utama (1991 - 1997).

Suharso Monoarfa juga tercatat pernah menjadi Chairman PT Batavindo Kridanusa (1996 - 2000), Direktur PT Bukaka Sembawang Int. (1997 - 2000), Chairman PT Argo Utama Global (1998 - 2002); dan Chairman Rheno Resources (2012).

Baca Juga: Daftar 10 Keluarga Konglomerat Indonesia: Raja Bisnis yang Menguasai Ekonomi Tanah Air