Dampak Boreout yang Perlu Diwaspadai
Menukil dari laman BBC, Asisten profesor di EM Lyon Business School, Prancis, Lotta Harju mengungkapkan bahwa ada banyak faktor yang bisa memicu boreout atau kebosanan kronis di tempat kerja.
Salah satunya adalah bekerja di lingkungan fisik yang terasa menekan atau melemahkan semangat, seperti ruang kerja yang tertutup dan kurang inspiratif. Selain itu, rasa bosan juga kerap muncul ketika seseorang tidak lagi merasa tertantang dalam menjalani rutinitas pekerjaannya dalam jangka waktu yang panjang.
Namun, menurut Harju, inti dari pengalaman boreout sebenarnya bukan hanya soal lingkungan atau jenis pekerjaan, tetapi lebih dalam dari itu, yakni perasaan bahwa pekerjaan yang dijalani terasa tidak bermakna, seolah-olah apa yang dikerjakan setiap hari tidak memiliki tujuan atau manfaat yang jelas.
“Meskipun wajar bagi semua orang untuk sesekali merasa bosan di tempat kerja, merasa bosan secara kronis selama berhari-hari dapat mengindikasikan bahwa Anda perlu mengatasi masalah tersebut. Karena jika tidak, hal itu dapat menimbulkan konsekuensi,” kata Harju.
Baca Juga: 6 Cara Mencapai Kinerja yang Berkualitas dan Optimal Tanpa Terjebak Emosi dari Pekerjaan
Pada tahun 2014, Harju mengerjakan sebuah penelitian dan mengamati lebih dari 11.000 pekerja di 87 organisasi Finlandia. Ia menemukan bahwa kebosanan kronis meningkatkan kemungkinan pergantian karyawan dan niat pensiun dini, kesehatan yang dinilai sendiri yang buruk, dan gejala stres.
Penelitian lain mendukung hal ini. Sebuah studi tahun 2021 menunjukkan bahwa 186 pegawai pemerintah di Turki yang menderita boreout juga mengalami depresi, serta tingkat stres dan kecemasan yang tinggi. Studi menunjukkan, depresi akibat boreout dapat mengikuti pekerja di luar kantor, dan menyebabkan penyakit fisik mulai dari insomnia hingga sakit kepala.