Kondisi ekonomi yang kian menghimpit menjadi salah satu penyebab meningkatnya kasus depresi di Indonesia. Psikiater RS Metropolitan Medical Center (MMC) Jakarta, dr. Adhi Wibowo Nurhidayat, Sp.KJ(K), MPH, menyampaikan bahwa dalam tiga tahun terakhir, kasus pasien dengan gangguan mental akibat kecanduan judi daring meningkat secara signifikan.
“Banyak pasien datang setelah mengalami kerugian besar, bahkan sampai miliaran rupiah karena judi daring. Mereka merasa terjebak, tidak punya jalan keluar, dan akhirnya jatuh dalam depresi berat,” ujarnya dalam diskusi Mental Health at Work di RS MMC Jakarta, Kamis (10/7/2025).
Baca Juga: 3 Kebiasaan Kunci untuk Menjaga Kesehatan Mental Tim Eksekutif
Lebih dari itu, kondisi ekonomi nasional yang tidak stabil juga turut memperparah situasi. Banyak orang mengalami tekanan finansial yang berat akibat kehilangan pekerjaan, utang yang menumpuk, hingga kesulitan memenuhi kebutuhan dasar sehari-hari. Dalam banyak kasus, penderita merasa tidak punya pilihan lain dan mulai menunjukkan gejala gangguan jiwa, termasuk kecemasan kronis dan dorongan bunuh diri.
Adhi juga menyoroti jenis depresi yang paling sulit ditangani, yaitu Treatment Resistant Depression (TRD). Pasien TRD tidak menunjukkan perbaikan meski sudah mengonsumsi dua jenis obat antidepresan berbeda selama minimal dua bulan.
Baca Juga: Bukan Cuma Self-Help, 8 Buku Ini Cocok untuk Melatih EQ dan Mental Gen Z
“Risiko bunuh diri pada pasien TRD bisa tujuh kali lebih tinggi dibanding pasien depresi biasa, bahkan jika tidak tertangani dengan baik, potensi kematiannya bisa mencapai 35 persen,” jelasnya.
Dalam menghadapi tantangan ini, Adhi menyerukan pentingnya kesadaran masyarakat terhadap gejala depresi dan perlunya deteksi dini. Ia mengingatkan bahwa WHO sudah memprediksi depresi akan menjadi penyakit nomor satu di dunia pada tahun 2030. Untuk itu, masyarakat Indonesia diminta aware dan mempersiapkan fenomena tersebut.
“Kalau kita tidak memahami ini sejak dini, masyarakat bisa kaget melihat kenyataan bahwa banyak orang di sekitarnya tiba-tiba terkena gangguan mental berat,” tutupnya.