Layanan keuangan di Indonesia kini mulai memprioritaskan penggunaan AI dalam lebih banyak fungsi organisasi, seperti pengalaman nasabah (100%), deteksi fraud (23%), dan pemrosesan pinjaman (10%) dengan menggunakan chatbot, dashboard, dan aplikasi elektronik yang lebih ramah pelanggan. Diketahui, penggunaan Generative AI berpotensi membuka sekitar USD243,5 miliar kapasitas produktivitas di Indonesia.
Hal itu terangkum dalam studi " Generative AI: Mempersiapkan Masa Depan Ekosistem Bisnis Di Indonesia Dengan AI Yang Beretika” oleh Advisia Group, yang mewakili IBM, dan Kolaborasi Riset dan Inovasi Industri Kecerdasan Artifisial (KORIKA). Menurut Prof. Hammam Riza selaku Presiden KORIKA, nilai USD243,5 miliar setara dengan hampir seperlima dari PDB Indonesia pada tahun 2022.
"AI Generatif akan membawa banyak dampak positif pada bisnis, mulai dari cara pengambilan keputusan, pengalaman nasabah, hingga pertumbuhan pendapatan. Akan tetapi, fokusnya tetap pada keahlian sumber daya manusia untuk penggunaan AI yang baik," kata Roy Kosasih, Presiden Direktur, IBM Indonesia, dikutip Senin (20/5/2024).
Sebagai penyedia platform AI dalam sektor keuangan, jelas Roy, IBM berkomitmen memberdayakan lembaga keuangan Indonesia guna mencapai keseimbangan antara keahlian manusia dan kemampuan canggih dari watsonx. Hal ini diharapkan dapat memperkuat pengalaman pelanggan dan mendorong pertumbuhan lintas fungsi di industri keuangan.
IBM mengembangkan model yang bisa memberikan hubungan timbal balik antara manusia dan AI dengan mengadopsi pendekatan human-in-the-loop yang berarti melibatkan manusia dalam semua tahapan proses pengembangan kemampuan canggih AI. Tujuannya adalah untuk meningkatkan pengalaman pelanggan dan mendorong pertumbuhan lintas fungsi dengan pemakaian watsonx yang menyediakan toolkit yang kuat untuk meningkatkan dampak AI dan memanfaatkan data yang tepercaya.
Teknologi revolusioner ini memiliki kapasitas untuk mengubah fungsi kunci dalam industri keuangan, mendorong pertumbuhan dan inovasi di lembaga keuangan Indonesia, dengan integrasi yang mulus dengan keahlian manusia, termasuk dalam hal:
• Revitilisasi Layanan Pelanggan:
Dengan watsonx Assistant, agen bisa memberikan layanan yang lebih cepat, lebih personal, dan lebih cerdas saat pelanggan menelepon, mengunjungi situs web, atau menggunakan aplikasi seluler perusahaan. Hal tersebut bisa dilakukan karena adanya natural language processing untuk memahami pertanyaan pelanggan, terlepas dari bahasa atau saluran yang dipakai sehingga dapat menyajikan layanan yang real-time, personal, dan efisien dengan akses 24/7 ke informasi akun. IBM watsonx bahkan telah diakui sebagai Pilihan Pelanggan dalam laporan Gartner Peer Insights Voice of the Customer 2023 untuk platform AI Percakapan Perusahaan.
• Memaksimalkan Fungsi Karyawan dalam Memberikan Perencanaan Keuangan yang Lebih Cepat:
Dengan mengeliminasi proses manual dan merampingkan analisis data dengan AI, karyawan dapat memproses audit, akuntansi, pinjaman, dan aplikasi kredit dengan cepat. Misalnya, pada studi kasus Citi, watsonx Discovery memberdayakan auditor dengan menganalisis definisi kontrol dan memberi skor berdasarkan kriteria perusahaan. Selain itu, AI nextgen ini mampu membantu memproses sejumlah besar transkrip sehingga menghemat waktu auditor secara signifikan.
• Deteksi fraud yang Proaktif untuk Melindungi Institusi dan Para Pelanggan
Keamanan yang proaktif sangat penting dalam lanskap digital saat ini, terutama di industri sektor keuangan. watsonx memanfaatkan data science untuk menganalisis pola dan mengidentifikasi aktivitas yang tidak biasa untuk membantu mencegah serangan siber. Dengan memanfaatkan AI generatif, lembaga keuangan dapat memanfaatkan biometrik berbasis perilaku untuk mengidentifikasi dan menghentikan login dan transaksi penipuan tanpa menghambat pengalaman pelanggan.
Baca Juga: Pentingnya Kolaborasi untuk Memerangi Kejahatan Digital Keuangan di Indonesia
Selain dari hal-hal yang telah disebutkan, watsonx memungkinkan perusahaan untuk membangun, meningkatkan skala, dan mengatur solusi AI mereka yang telah terkustomisasi sehingga mereka dapat dengan mudah membangun aplikasi AI yang telah disesuaikan untuk tujuan bisnis mereka, serta mengelola semua sumber data dan mempercepat alur kerja AI yang bertanggung jawab.
"Dengan mengedepankan kemitraan antara manusia dan AI, lembaga keuangan Indonesia dapat membuka potensi terbaik AI, membina pengalaman pelanggan yang luar biasa, meningkatkan keamanan, dan mendorong pertumbuhan bisnis di era yang dinamis ini," pungkas Roy.