Generasi Z atau Gen Z tumbuh di era digital, di mana media sosial memiliki andil besar dalam kehidupan sehari-hari. Tekanan untuk selalu tampil sempurna, mendapatkan banyak likes untuk setiap postingan, serta ketergantungan pada validasi dari dunia maya, pada akhirnya berdampak pada kesehatan mental mereka.

Sebab itu, isu kesehatan mental di kalangan Gen Z telah menjadi topik yang semakin relevan di era modern. Bahkan, Gen Z disebut-sebut lebih rentan mengalami gangguan kesehatan mental, akibat berbagai tekanan dan tantangan yang mereka hadapi di era digital dan media sosial saat ini.

Namun, benarkah Gen Z lebih rentan sepenuhnya mengalami gangguan kesehatan mental? 

Psikolog Aplikasi KALM, Jessica, menjelaskan bahwa sejatinya segala jenis perasaan dan emosi yang ada —termasuk depresi, kecewa, sedih, hingga bahkan anxiety— menjadi hak setiap manusia. Dalam artian, setiap orang memiliki hak untuk merasakan dan mengalami semua emosi tersebut, dan bahkan dinilai sebagai hal yang manusiawi untuk dialami.

Baca Juga: Gaungkan Isu Kesehatan Mental, Maybelline Dorong Gen Z untuk Jadi Pendengar yang Baik Lewat Kampanye 'Let’s Be Brave Together'

Jika dipertanyakan apakah Gen Z lebih rentan mengalami gangguan kesehatan mental tersebut? Kata Jessica, jika dari kacamata profesional dan dari segi penelitian sebenarnya mungkin bukan rentan, tetapi karena meningkatnya awareness tentang kesehatan mental.