Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan menegaskan pemerintah bakal menyetop impor beras, jagung dan gula pada akhir 2025 ini, ada beragam alasan yang melatarbelakangi kebijakan tersebut.
Salah satu alasan di balik kebijakan ini kata Zulhas untuk menstabilkan harga pangan, dengan menyetop impor stabilisasi harga pangan, maka petani Indonesia sangat diuntungkan.
Baca Juga: Titiek Soeharto Dukung Penuh Pertemuan Prabowo-Mega
“Saya (Zulhas) udah mutusin pokoknya tahun ini enggak ada impor beras lagi. Tahun ini enggak impor jagung lagi udah, stop kita kalau mau nolong pertanian harus konkrit jelas,” kata Zulhas dalam Diskusi Publik Sudut Pandang yang bertajuk "Petani Milenial Hebat Indonesia Berdaulat" dilansir Jumat (24/1/2025).
Zulhas mengakui impor pangan dan ketidakstabilan harga di dalam negeri berimbas pada pendapatan para petani, mereka bahkan kerap kali merugi karena telah mengeluarkan modal besar saat menanam padi atau jagung,namun harga pangan justru turun di musim panen.
“Beli berasnya dengan harga yang Bagus. Jangan waktu tanam harga mahal waktu panen harga murah. Harus dibalik Waktu tanam harga murah Waktu panen harga bagus,” ujarnya.
Zulhas juga menjelaskan, kenaikan panen padi bulan Januari menjadi 50 persen dan akan ditargetkan pada bulan Maret naik menjadi 51 persen.
“Tahun ini dari impor 3,6 kita mau balik, kita lebih 3 juta. Itu naiknya 50 persen ini bukan kata saya kata BPS yang ngukur ada badan pusat statistik yang ngukur. Kira-kira jagung dari kebutuhan kita 11 juta nanti produksinya panennya bisa 20 juta,” pungkasnya.
Sebelumnya Presiden Prabowo Subianto juga telah mengatakan bahwa pemerintah berkomitmen menyetop impor pangan pada 2025 ini, lantaran pada 2026 program swasembada pangan sudah dimulai.
Baca Juga: Siapa Sosok Yohanes Edmond Budiman dan Suryo Pranoto Budihardjo?
"Saya berterima kasih kepada jajaran menteri-menteri yang telah melaporkan kepada saya tahun 2025 ini kita tidak akan impor beras lagi, tidak akan impor jagung lagi, tidak akan impor garam lagi," ujar Prabowo.