Menjadi olahraga dari India yang sudah hadir sejak 5.000 tahun lalu, yoga telah terbukti akan manfaatnya bagi kesehatan mental. Perpaduan gerakan, pernapasan, dan meditasi dalam yoga diyakini dapat membantu mengurangi stres, meningkatkan fokus, serta menciptakan keseimbangan emosional.
Salah satu tujuan utama yoga adalah mencapai ketenangan pikiran dan meningkatkan kesejahteraan, dengan manfaat seperti relaksasi, peningkatan rasa percaya diri, efisiensi, konsentrasi, pengurangan sifat mudah marah, serta pandangan hidup yang lebih positif. Latihan yoga diyakini membantu menyeimbangkan energi yang penting bagi fungsi sistem kekebalan tubuh.
Menukil dari laman National Library of Medicine, latihan yoga menyebabkan penghambatan area posterior atau simpatik hipotalamus. Di mana, penghambatan ini mengoptimalkan respons simpatik tubuh terhadap rangsangan yang menegangkan dan memulihkan mekanisme refleks otonom yang terkait dengan stres.
Latihan yoga menekan bagian otak yang berhubungan dengan rasa takut, agresivitas, dan amarah, merangsang pusat kesenangan di bagian tengah otak depan yang berkontribusi pada perasaan bahagia dan senang. Hasilnya, individu yang berlatih yoga dan meditasi mengalami penurunan kecemasan, detak jantung, laju pernapasan, tekanan darah, dan curah jantung.
Baca Juga: 5 Manfaat Yoga Sebelum Tidur, Rutin Lakukan Setiap Malam Demi Tidur Nyenyak dan Kesehatan Optimal
Yoga Menurunkan Stres
Salah satu manfaat berlatih yoga adalah dapat menurunkan atau mengurangi stres. Secara fisiologis, kadar hormon stres yang tinggi secara terus-menerus, termasuk adrenalin dan kortisol, dapat merusak pembuluh darah dan meningkatkan tekanan darah.
Dalam sebuah penelitian yang diunggah ke dalam National Library of Medicine,menunjukkan bahwa dengan latihan yoga secara teratur, kadar kortisol seseorang dapat menurun. Pun dalam penelitian lainnya menemukan, rutin berlatih yoga selama minimal tiga bulan dapat menurunkan kadar kortisol dan stres yang dirasakan.
Selain itu, yoga diyakini dapat meningkatkan produksi endorfin. Endorfin merupakan penghilang rasa sakit dan stres alami yang bekerja seperti obat-obatan seperti morfin dan kodein, yang membantu tubuh lebih rileks. Penelitian lain juga menunjukkan bahwa yoga menghasilkan hasil yang serupa dalam meminimalkan stres seperti terapi perilaku kognitif.
Yoga Memengaruhi Suasana Hati
Menukil dari laman Harvard Health Publishing, yoga dapat memengaruhi suasana hati dengan meningkatkan kadar zat kimia otak yang disebut asam gamma-aminobutyric (GABA), yang dikaitkan dengan suasana hati yang lebih baik dan berkurangnya kecemasan.
Meditasi juga membantu mengurangi aktivitas di sistem limbik, yaitu bagian otak yang mengatur emosi. Ketika respons emosional lebih terkontrol, kamu bisa lebih tenang dalam menghadapi situasi stres.
Biasanya, depresi dan kecemasan diobati dengan obat-obatan dan terapi bicara, namun yoga juga bisa menjadi metode pendukung yang efektif. Bahkan, yoga dianggap lebih baik dibandingkan beberapa terapi pelengkap lainnya.
Dalam tinjauan 15 penelitian yang diterbitkan di jurnal Aging and Mental Health, efek berbagai teknik relaksasi pada depresi dan kecemasan pada orang dewasa yang lebih tua diamati.
Teknik-teknik tersebut termasuk yoga, pijat, relaksasi otot, manajemen stres, dan mendengarkan musik. Meski semua teknik memberikan manfaat, yoga dan musik dinilai paling efektif dengan efek yang bertahan lebih lama.
Yoga Menajamkan Otak dan Pikiran
Ketika melakukan sesi yoga, sel-sel otak akan mengembangkan koneksi baru. Selain itu, perubahan akan terjadi pada struktur dan fungsi otak yang pada akhirnya menghasilkan peningkatan keterampilan kognitif seperti pembelajaran dan memori.
Berlatih yoga dinilai dapat memperkuat bagian otak yang penting untuk memori, fokus, kesadaran, pemikiran, dan bahasa. Jadi, bisa dibilang yoga itu seperti latihan angkat beban untuk otak.
Baca Juga: Menilik Manfaat Berlatih Yoga, Olahraga yang Menenangkan Jiwa dan Raga
Sebuah studi dengan menggunakan MRI dan teknologi pencitraan otak lainnya menunjukkan, seseorang yang rutin berlatih yoga memiliki korteks serebral (bagian otak yang memproses informasi) dan hipokampus (bagian otak yang berperan dalam pembelajaran dan memori) yang lebih tebal, dibandingkan orang yang tidak berlatih yoga.
Bagian otak tersebut biasanya menyusut seiring bertambahnya usia, tetapi praktisi yoga yang lebih tua menunjukkan penyusutan yang lebih sedikit. Ini menunjukkan, berlatih yoga dapat membantu melawan penurunan memori dan fungsi kognitif akibat penuaan.
Gerakan-gerakan Yoga untuk Menghilangkan Stres
Ada banyak gerakan yoga yang diperuntukkan dapat menghilangkan stres, di mana pada akhirnya membuat batin dan mental lebih sehat. Berikut di antaranya seperti dikutip dari berbagai sumber:
1. Yastikasana (Pose Tongkat)
Saat stres, otot akan menegang dan dapat menyebabkan berbagai masalah, termasuk postur tubuh yang buruk. Dengan melakukan pose Yastikasana atau pose tongkat ini, dapat membantu mengendurkan beberapa otot yang menyebabkan postur tubuh yang salah, membantu meningkatkan sirkulasi ke seluruh tubuh. Pose ini juga dapat meningkatkan pernapasan untuk meredakan stres.
Berbaringlah terlentang di lantai dengan kedua kaki terentang dan telapak kaki rapat. Rentangkan lengan di atas kepala hingga menyentuh lantai, dengan posisi lengan sejajar satu sama lain.
Kemudian, tarik napas dan regangkan tubuh selama mungkin, regangkan melalui jari-jari tangan dan kaki seolah-olah mencoba meraih sesuatu di setiap ujung tubuh. Tahan selama lima hingga 10 detik, sambil bernapas dalam-dalam. Lepaskan dan ulangi dua hingga tiga kali.
Baca Juga: Mengenal Rocket Yoga: Gerakan Olah Tubuh yang Efektif Menurunkan BB dan Meningkatkan Fleksibilitas
2. Savasana (Pose Mayat)
Shweta Jain, instruktur yoga yang berbasis di India, seperti dikutip dari lama Real Simpel, mengungkap bahwa melakukan gerakan Savasana atau pose mayat selama 20 menit memiliki kemampuan untuk memberi energi pada tubuh yang setara dengan delapan jam tidur, jika dilakukan dengan benar.
Jauhkan tubuh dari badan dengan telapak tangan menghadap ke atas. Rilekskan seluruh tubuh dari kepala hingga kaki. Jaga tulang belakang tetap netral; jika perlu, letakkan bantal di bawah lutut untuk mengurangi ketegangan pada punggung bagian bawah. Kemudian, rileks. Tetaplah di posisi ini selama lima hingga 20 menit.
3. Viparita Karani (Pose Kaki Mendaki Dinding)
Duduklah dengan satu sisi tubuh menempel di dinding. Dari posisi ini, berbaringlah telentang dan gerakkan kaki hingga terentang menempel di dinding, kedua kaki rapat atau selebar pinggul, dan pergelangan kaki rileks.
Jika tubuh bagian bawah terasa kaku, kamu dapat menggerakkan pinggul beberapa inci dari dinding. Rilekskan lengan di samping tubuh, telapak tangan menghadap ke atas, dan tahan selama satu hingga lima menit. Namun, jika kamu merasakan kesemutan atau mati rasa di kaki, segera hentikan pose tersebut dengan bergerak perlahan.
Pose ini dinilai dapat membalikkan gerakan tubuh dan sirkulasi darah untuk menimbulkan relaksasi, dan dapat menenangkan otak.
Semoga bermanfaat!