Penelitian terbaru dari IBM (NYSE: IBM) menemukan bahwa perusahaan Indonesia yang disurvei berinvestasi pada kecerdasan buatan (atau artificial intelligence–AI) secara jangka panjang serta memiliki minat tinggi dengan gerakan open-source untuk mendorong ROI (return on investment) dan inovasi.
Studi yang melibatkan lebih dari 2.400 pengambil keputusan Teknologi Informasi di seluruh dunia, yang dilakukan oleh Morning Consult dan Lopez Research, menunjukkan bahwa 85% responden melaporkan kemajuan dalam menjalankan strategi AI di tahun 2024, dengan hampir setengahnya (47%) sudah berhasil mencapai ROI positif dari investasi AI mereka. Data tersebut juga memperlihatkan bahwa penggunaan perangkat open-source untuk solusi AI berpotensi memberikan prospek finansial yang lebih menjanjikan: 51% perusahaan yang menggunakan aplikasi AI open-source melaporkan ROI positif, dibandingkan dengan hanya 41% perusahaan yang tidak menggunakan perangkat open-source.
Baca Juga: Studi IBM: Pengeluaran untuk AI Diperkirakan Melonjak 52%
Hampir 48% responden dari Indonesia menyatakan bahwa mereka akan meningkatkan investasi AI mereka pada tahun 2025, sedangkan 57% berencana untuk memanfaatkan ekosistem open-source guna mengoptimalkan implementasi AI. Secara global, di antara perusahaan yang belum menggunakan open-source, 2 dari 5 menyatakan bahwa mereka berencana untuk mulai menggunakan open-source untuk implementasi AI di tahun 2025.
"Seiring dengan penerapan AI yang makin luas, banyak perusahaan kini memfokuskan metrik keberhasilannya pada peningkatan produktivitas karena sebagian ROI dalam bentuk keuntungan finansial tradisional belum sepenuhnya bisa tercermin dalam laporan keuangan," kata Maribel Lopez dari Lopez Research, dikutip Senin (10/2/2025).
"Temuan studi ini menegaskan bahwa perusahaan-perusahaan di Indonesia terus mempercepat adopsi AI, khususnya melalui AI open source, untuk mengoptimalisasi investasi dan inovasi. IBM telah lama berkontribusi pada gerakan open source guna membantu bisnis memanfaatkan kekuatan teknologi melalui solusi yang aman dan bertanggung jawab. Kami berdedikasi untuk mendorong dampak bisnis yang nyata, memastikan pelanggan kami dapat meningkatkan inisiatif AI mereka secara efektif sambil menjaga kepatuhan, keamanan, dan keberlanjutan secara jangka panjang," kata Roy Kosasih, President Director IBM Indonesia.
Temuan studi lebih lanjut meliputi:
- 81% organisasi yang disurvei berencana untuk meningkatkan atau mempertahankan investasi AI mereka pada tahun 2025;
- Perusahaan yang disurvei lebih fokus pada area spesifik dalam mengalokasikan investasi AI mereka, terutama pada penggunaan TI (68% responden Indonesia), manajemen kualitas data (41%), dan inovasi produk/jasa (37%);
- Saat ditanya tentang perubahan strategis yang akan dilakukan pada tahun 2025, para pengambil keputusan TI di Indonesia mengidentifikasi pemanfaatan open-source (57%), penggunaan layanan cloud terkelola (49%), dan rekrutmen talenta spesialis (45%) sebagai cara utama mereka untuk mengoptimalkan investasi AI;
- Secara global, dari 62% yang berencana meningkatkan investasi, hampir dua perlima (39%) responden berencana untuk menaikkan anggaran sebesar 25-50%.
Selain itu, studi menunjukkan bahwa open-source menjadi bagian penting krusial dalam strategi AI perusahaan:
- 7 dari 10 (73%) pengambil keputusan TI Indonesia yang disurvei melaporkan bahwa mereka telah menggunakan ekosistem open-source sebagai dasar pengembangan AI, dan tren ini diperkirakan akan terus meningkat dalam tahun mendatang;
- 56% responden Indonesia melaporkan bahwa lebih dari setengah solusi atau platform AI di perusahaan mereka berbasis open-source;
- Perusahaan-perusahaan yang disurvei secara global yang mengadopsi ekosistem open-source memiliki peluang lebih besar untuk mencapai ROI positif dibandingkan dengan yang tidak menggunakannya (51% vs. 41%);
- Di tingkat global, perusahaan yang memanfaatkan ekosistem open-source berencana meluncurkan lebih banyak pilot project AI di tahun mendatang dibandingkan mereka yang tidak: 38% mengatakan akan meluncurkan lebih dari 21 pilot project AI pada tahun 2025, dibandingkan dengan 26% di perusahaan yang tidak menggunakan open-source dalam pengembangan AI.
Perusahaan Indonesia mencatat keberhasilan dalam proyek AI mereka, tetapi dengan Metode ROI yang berbeda:
- 77% pengambil keputusan TI yang disurvei melaporkan kemajuan dalam menjalankan strategi AI mereka, sementara hanya 13% yang mengatakan belum ada perkembangan;
- 62% responden menyatakan bahwa perusahaan mereka biasanya beralih dari tahap uji coba AI ke produksi penuh dalam waktu kurang dari satu tahun;
- 19% perusahaan Indonesia yang disurvei menyatakan bahwa investasi AI mereka terdorong oleh inovasi, sementara 28% lebih berorientasi pada ROI, 54% menyatakan bahwa organisasi mereka memiliki keseimbangan antara inovasi dan ROI;
- Inovasi yang lebih cepat (34%), pengembangan perangkat lunak yang lebih cepat (26%), dan penghematan biaya dalam bentuk nyata (16%) menjadi tiga metrik utama yang digunakan dalam pengambil keputusan IT untuk menghitung ROI AI mereka;
- Lebih dari separuh (57%) perusahaan Indonesia yang disurvei menyatakan bahwa mereka telah mencapai ROI positif dari proyek AI mereka; 21% menyatakan imbang, dan hanya 17% yang mengalami ROI negatif.
Di antara perusahaan Indonesia yang belum mencapai ROI positif, kurang dari setengahnya (44%) berharap dapat mulai melihat penghematan biaya dalam 1-2 tahun ke depan; 92% yakin bahwa mereka akan mencapai ROI positif dalam 3 tahun.