Menurutnya, tim internal perusahaan bukan hanya pekerja, tapi juga bagian penting dari narasi brand. Mereka bisa menjadi tokoh-tokoh yang hidup dalam konten yang justru membawa dimensi baru pada komunikasi bisnis.

“Kalau dulu tim itu mengundang kita bikin konten, sekarang tim saya sih dikontenin. Dan itu jadi faktor berita besar untuk para viewers saya. Kadang dari situ, tim-tim kita ini malah punya fanbase sendiri,” sambungnya.

“Misalnya yang masak produk Mas namanya Pak Tarno. Nah, Pak Tarno sering Mas angkat ceritanya, kemudian dia punya fanbase sendiri. Suatu hari mau bikin sambal ‘Pak Tarno’, itu sudah bisa banget jadi produk baru,” lanjut Putri.

Dipaparkan Putri, kisah seperti ini menunjukkan bahwa kekuatan storytelling tidak berhenti pada pemilik usaha saja, tapi bisa menjalar menjadi ekosistem yang memperkuat brand secara organik.

Pasalnya, tim yang solid dan dikenal publik, kata dia, dapat menjadi sumber ide serta inovasi yang terus hidup.

Bagi Putri sendiri, salah satu modal penting bagi pelaku usaha kecil adalah keberanian untuk tampil sebagai diri sendiri.

“Saranku, stay true to your team, gunakan diri kita sendiri itu sebagai kawan. Teman-teman business owner juga perlu punya personal branding, karena itu salah satu keunggulan kalian dibandingkan perusahaan besar,” pungkasnya.

Baca Juga: 4 Tips Membangun Personal Branding di LinkedIn