3. Mengabaikan hidrasi
Berjalan kaki, terutama saat cuaca pana atau dalam waktu lama dapat menyebabkan dehidrasi, yang tentu saja dalam semua kasus akan memengaruhi stamina dan pemulihan seseorang.
Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan, ketika tubuh kekurangan cukup air, tubuh akan kesulitan menjaga keseimbangan selama tantangan seperti sakit, berolahraga, atau terpapar lingkungan ekstrem, yang dapat berdampak negatif pada kesehatan dan fungsi tubuh. Kurangnya hidrasi mengurangi aliran darah dan dapat membuat jalan-jalan terasa seperti pekerjaan yang sudah pasti tidak ingin Anda lakukan lagi.
Cara mengatasinya: Minumlah air sebelum dan sesudah jalan-jalan. Kamu dapat selalu membawa botol air yang dapat digunakan kembali agar tetap terhidrasi.
4. Cara berjalan yang tidak tepat
Menyeret kaki atau membungkuk saat berjalan mengurangi efisiensi dan dapat menyebabkan ketegangan otot atau kelelahan. Berjalan dengan cara yang tidak tepat—seperti mencondongkan tubuh ke depan, tidak melibatkan otot inti tubuh, atau gagal menggerakkan kaki dengan benar—juga dapat membuat punggung dan lututmu tegang.
Cara mengatasinya: Pertahankan postur tubuh yang tegak dengan bahu yang rileks dan punggung. Jaga pandangan ke depan, libatkan otot inti tubuh, dan pastikan gerakan tumit-ke-jari kaki yang mulus.
5. Mengabaikan postur tubuh
Postur tubuh saat berjalan secara langsung memengaruhi sendi dan otot. Pola berjalan yang tidak tepat dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan membatasi efektivitas jalan kaki.
Postur tubuh yang tidak tepat juga meningkatkan kemungkinan timbulnya ketidaknyamanan leher atau punggung bawah yang terus-menerus.
Semoga informasinya bermanfaat, ya!
Baca Juga: 7 Manfaat Berjalan Kaki Tanpa Alas di Atas Rumput, Mental Ikut Jadi Sehat!