Sementara itu, pengamat politik dari Citra Institute, Efriza, menilai pidato Presiden Prabowo mencerminkan karakter kepemimpinan yang memiliki landasan moral kuat.
“Pidato itu menunjukkan bagaimana Presiden menghidupkan kembali warisan politik luar negeri bebas aktif sejak era Soekarno, berpihak pada perdamaian, anti-kolonialisme, dan menghormati Hak Asasi Manusia (HAM),” ujar Efriza.
Ia juga menekankan bahwa pidato tersebut memberi sinyal bahwa Indonesia siap menjadi aktor perdamaian global, termasuk dalam penyelesaian konflik Palestina.
“Namun tantangannya adalah bagaimana gagasan besar itu bisa diturunkan menjadi kebijakan nyata. Detail implementasinya masih perlu diperjelas,” pungkasnya.