Anindya Bakrie

Anindya Novyan Bakrie adalah sosok pengusaha, investor global, dan filantropis terkemuka yang berasal dari Indonesia. Ia merupakan anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Aburizal Bakrie dan Tatty Bakrie.

Sebelum terjun ke dunia bisnis, pria kelahiran 10 November 1974 itu mengenyam pendidikan dasar di SD Triguna dan lulus pada 1986. Ia kemudian melanjutkan pendidikan menengah di Pangudi Luhur dan selanjutnya belajar di Phillips Academy di Andover, Massachusetts, sebuah sekolah menengah atas di Amerika Serikat (AS).

Baca Juga: Pertamina dan Bakrie Group Akan Kembangkan Infrastruktur Riset Berkelanjutan di IKN

Atas ketertarikannya di bidang keuangan dan teknologi, juga keinginan mengikuti jejak bisnis sang ayah dan kakeknya, Anin meraih gelar sarjana di bidang teknik industri dari Northwestern University, Illinois pada 1996.

Kemudian, ia mendapatkan gelar master dari program Global Management Immersion Experience (GMIX) di Stanford Graduate School of Business pada 2001. Ia kemudian berusaha menjembatani mahasiswa untuk dapat mengenyam pendidikan di Stanford Business School melalui Bakrie Center Foundation.

Anindya memulai kariernya sebagai banker investasi di Salomon Brothers, Wallstreet, di Amerika Serikat pada tahun 1996. Selepas itu, ia kembali ke Indonesia pad a1997 dan menjabat sebagai Deputi to Chief Operating Officer dan Managing Director of Bakrie & Brothers (BNBR). Mengulik dari profil LinkedIn miliknya, saat ini Anindya menjabat sebagai CEO di sana.

Bakrie & Brothers, sebagai penerus grup Bakrie yang telah berdiri selama 80 tahun, beroperasi dalam sektor infrastruktur, kendaraan listrik, pertambangan, minyak dan gas, energi terbarukan, properti, serta perkebunan. 

Tak hanya itu, Anindya juga aktif dalam peran global sebagai ketua APEC Business Advisory Council (ABAC) Indonesia. ABAC, yang didirikan pada 1995 oleh APEC, bertujuan untuk mendorong kerjasama ekonomi regional. Anindya memimpin peluncuran Dana Dampak Indonesia (IIF) di bawah ABAC, yang bertujuan untuk memajukan proyek-proyek berdampak positif di kawasan.

Di dunia olahraga, ia saat ini merupakan pemilik klub sepakbola Inggris Oxford United bersama Erick Thohir. Ia menjabat sebagai Direktur Utama Bakrie Group yang mengendalikan sejumlah perusahaan publik dengan kapitalisasi pasar gabungan sekitar US$15 miliar.

Baca Juga: Kadin: Komitmen Bebas Emisi Jangan Korbankan Potensi Pertumbuhan Asia Tenggara!

Di bisnisnya yang lain, Anindya mulai berkecimpung di bidang media, tepatnya di perusahaan Cakrawala Andalas Televisi (ANTV). Selama keberadaannya di sana, Anindya membuat penyesuaian konten, mengubah campuran dari pemrograman umum yang individual menjadi berfokus pada acara ramah keluarga seperti acara kuis, pertunjukan anak-anak dan pertandingan sepak bola.

Pada 2007, ia membeli stasiun TV kedua, Lativi Media Karya, dari pebisnis dan mantan menteri Ketenagakerjaan, Abdul Latief. Stasiun ini berganti nama menjadi TV One dan direkonstruksi untuk fokus pada berita untuk pemirsa kelas menengah. Kemduian, pada 2011, Anindya bekerja sama dengan pengusaha Erick Thohir, untuk mengambil kedua stasiun TV tersebut, ditambah portal berita online Vivanews, dan saat ini ia menjabat sebagai Presiden Direktur di Visi Media Asia atau Viva Group.

Tak berhenti sampai di situ, Anindya juga dipercaya mengenyam jabatan Presiden Direktur & CEO PT Bakrie Telecom atau penyedia telekomunikasi nirkabel CDMA publik terbesar di Indonesia pada saat itu.

Setelah menelisik kedua pengusaha tersohor tersebut, menurut Growthmates siapa yang lebih cocok menggendong jabatan Ketua Umum Kadin selanjutnya?