Empat Kali Menjabat Sebagai Menteri
Kiprah karier Yusril kian cemerlang dengan rekam jejaknya yang berhasil menduduki kursi menteri di tiga pemerintahan berbeda. Pada masa Presiden Abdurrahman Wahid (1999-2001), ia dipercaya memegang jabatan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia.
Selanjutnya, di era Presiden Megawati Soekarnoputri (2001-2004), ia kembali diamanahkan sebagai Menteri Hukum dan HAM. Kariernya berlanjut di kabinet Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (2004-2007) sebagai Menteri Sekretaris Negara.
Kini, Yusril kembali dipercaya mengemban tugas strategis sebagai Menteri Koordinator Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan di Kabinet Merah Putih periode 2024-2029 di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.
Baca Juga: Debat Sengit Romo Magnis dan Yusril Mahendra di Sidang PHPU Soal Etika dan Filsafat
Nyaris Terpilih Sebagai Presiden
Mengutip dari lama Viva, Yusril Ihza Mahendra pernah nyaris menduduki kursi Presiden Republik Indonesia pada Sidang Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) tahun 1999.
Pasca lengsernya Presiden Soeharto pada 1998, Yusril yang sebelumnya berkarier sebagai dosen hukum memutuskan terjun ke dunia politik praktis. Ia kemudian mendirikan Partai Bulan Bintang (PBB), yang digadang sebagai penerus semangat perjuangan Partai Islam Masyumi di era Presiden Soekarno.
Dalam pemilihan presiden yang digelar MPR RI pada Oktober 1999, Yusril maju sebagai calon dengan raihan 232 suara, bersaing dengan Megawati Soekarnoputri yang memperoleh 305 suara, dan Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dengan 185 suara.
Meski peluang Yusril untuk menggantikan BJ Habibie sempat terbuka lebar, konstelasi politik berubah ketika koalisi Poros Tengah, yang terdiri dari PBB, Partai Amanat Nasional, Partai Kebangkitan Bangsa, dan Partai Golkar, memutuskan untuk mengalihkan dukungan kepada Gus Dur yang diusung PKB. Di putaran kedua, Gus Dur akhirnya mengalahkan Megawati dan terpilih sebagai Presiden.