Paywatch adalah perusahaan terbesar yang melayani karyawan di Asia. Paywatch telah memproses gaji lebih dari Rp949 miliar melalui sistem yang dikembangkannya dan meningkatkan pencairannya hingga hampir Rp130 miliar per bulan; menjadikan Paywatch sebagai layanan EWA terbesar di Asia berdasarkan volume transaksi. Paywatch memperkirakan akan mencapai lebih dari Rp1,9 triliun gaji yang dibayarkan pada akhir tahun ini, lebih dari dua kali lipat volume sepanjang perusahaan beroperasi.
"Kami telah melihat EWA menjadi program benefit karyawan utama di AS dan Amerika Latin. Melihat ke Asia, Paywatch menjadi agen perubahan terkemuka di kawasan ini pada momentum yang sangat besar. Ini adalah saat yang menggembirakan untuk menyaksikan pesatnya adopsi terhadap akses gaji instan guna mengoptimalkan hasil bagi pekerja dan pemberi kerja," ujar Michael Kim, General Partner dari Third Prime.
Sementara itu, bergabungnya Vanderbilt University dan University of Illinois Foundation dalam investasi langsung untuk Paywatch dianggap sebagai tonggak sejarah di pasar teknologi industri. Pasalnya, ini merupakan pertama kalinya pendanaan didapatkan dari universitas yang berbasis di Amerika Serikat, dan mereka berinvestasi langsung pada startup teknologi yang berbasis di Asia.
"Kami telah mengadvokasi inklusi keuangan selama bertahun-tahun dan percaya bahwa teknologi dengan akses terhadap gaji secara instan yang dimiliki Paywatch dapat mendorong gerakan ini ke depan dengan cara yang berarti. Selain teknologi yang dimilikinya, kami juga percaya pada dedikasi dan komitmen Paywatch untuk memberikan dampak nyata di Asia Tenggara," terang perwakilan Vanderbilt University dan University of Illinois Foundation.
Untuk mempertahankan eksistensinya, sebagian besar pendanaan Seri A Paywatch akan digunakan untuk lebih meningkatkan penawaran pembiayaan yang saat ini sudah dijalankan dengan perusahaan mitra serta melakukan upaya inovasi perusahaan lainnya.