Daniel juga mengatakan, jika loyalitas hanya ditujukan pada perusahaan, kita rentan kecewa saat perusahaan berubah arah, mengganti pemimpin, atau melakukan kebijakan yang merugikan karyawan. Menurutnya, hal ini sudah sering terjadi, dimana karyawan yang sebelumnya sangat loyal justru kehilangan tempat ketika kepemimpinan baru mengambil alih.
“Nah, justru kalau misalnya kita loyalnya itu pada perusahaan, kita gak ngerti kapan perusahaan itu nanti akan berubah jadi tidak loyal sama kita,” tukasnya.
Karena itu, Daniel menyarankan bahwa loyalitas sebaiknya diarahkan pada profesi, keahlian, dan orang-orang yang menjadi tujuan dari pekerjaan kita, bukan semata-mata pada nama perusahaan.
“Kalau pun ada yang harus kita loyalkan, itu seharusnya bukan perusahaan, tapi orang-orang yang ada di dalam organisasi tersebut,” ujarnya.
Daniel juga bilang, pada akhirnya, karier kita adalah perjalanan panjang yang dibangun dari keahlian, dedikasi pada profesi, dan hubungan baik dengan orang-orang yang kita bantu dan bekerja bersama. Menurtunya, perusahaan bisa berganti, tapi reputasi dan kontribusi profesional akan selalu menjadi milik kita.
“Dan, itu sudah sangat banyak contohnya. Perusahaannya ganti pemimpin, ganti kebijakan, orang-orang yang tadinya loyal justru gak dapat tempat,” tandasnya.
Baca Juga: Tiga Kunci Kesuksesan Menurut Direktur BCA Haryanto Tiara Budiman