Isu mengenai minyak sawit yang disebut-sebut dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan kolesterol tinggi sudah lama beredar di masyarakat.

Namun, pakar herbal nasional dan Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), Inggrid Tania, menegaskan bahwa anggapan tersebut tidak benar dan tidak didukung bukti ilmiah yang kuat.

“Itu mitos ya sebetulnya. Selama ini tidak ada hasil-hasil penelitian yang menunjukkan secara tegas bahwa minyak sawit bisa menimbulkan penyakit jantung atau penyakit kolesterol,” papar Dokter Inggrid, saat ditemui Olenka, di Jakarta, belum lama ini.

Dijelaskan Dokter Inggrid, meski minyak sawit termasuk sumber lemak dan mengandung sekitar 50% lemak jenuh, bukan berarti otomatis menyebabkan penyakit jantung.

Menurutnya, penyakit jantung dan kadar kolesterol tinggi bersifat multifaktorial, artinya dipengaruhi oleh berbagai aspek, bukan satu jenis makanan saja.

“Walaupun minyak sawit itu adalah lemak dan walaupun dia mengandung 50% lemak jenuh, tetapi pada dasarnya penyakit jantung dan kolesterol tinggi itu disebabkan oleh multifaktor atau multifaktorial,” jelasnya.

Baca Juga: Pakar Tegaskan Minyak Sawit Bebas Kolesterol dan Lemak Trans

Dikatakan Dokter Inggrid, faktor-faktor seperti pola makan secara keseluruhan, aktivitas fisik, tingkat stres, serta gaya hidup sehari-hari justru jauh lebih berperan besar dalam memicu penyakit jantung dibandingkan hanya dari konsumsi minyak sawit.

“Semua diakibatkan sebetulnya oleh gaya hidup yang perlu kita kaji secara komprehensif. Kalau asupan minyak sawit dikonsumsi dalam jumlah normal atau moderat, tidak berlebihan, itu tidak akan menaikkan kadar kolesterol darah,” ungkap Dokter Inggrid.

Lebih lanjut, Dokter Inggrid memaparkan bahwa beberapa penelitian menunjukkan konsumsi minyak sawit dalam jumlah wajar dan disertai pola makan sehat justru dapat memberikan manfaat, salah satunya meningkatkan kadar kolesterol baik atau HDL (High Density Lipoprotein) dalam darah.

“Sebetulnya, dari hasil penelitian-penelitian yang ada, kalau kita konsumsi minyak sawit dibarengi dengan gaya hidup sehat dan konsumsi makanan bergizi seimbang, terutama kaya lemak tak jenuh, maka yang dihasilkan justru adanya peningkatan kolesterol baik atau kolesterol HDL,” terangnya.

Ia pun menambahkan, yang jauh lebih penting adalah justru mengontrol total asupan lemak, memperbanyak konsumsi lemak tak jenuh dari sumber sehat, aktif bergerak, serta menjaga berat badan ideal.

“Yang perlu diatur adalah keseimbangan pola makan dan gaya hidup, bukan menyalahkan satu jenis bahan makanan saja,” pungkas Dokter Inggrid.

Baca Juga: Mengulik Prospek Bisnis Minyak Sawit Merah, Potensi Besar dari Nutrisi yang Selama Ini Terbuang