PT Shell Indonesia sudah membulatkan tekadnya untuk menjual seluruh bisnis  stasiun pengisian bahan bakar umum(SPBU) di Indonesia. Seluruh SPBU itu benar-benar dilepas pada 2026 mendatang. Vice President Corporate Relations Shell Indonesia Susi Hutapea telah mengonfirmasi hal itu. 

"Pengalihan kepemilikan bisnis SPBU Shell di Indonesia tunduk pada penerimaan persetujuan peraturan dan diharapkan selesai pada 2026," ujar Susi dilansir Olenka.id  Senin (29/9/2025). 

Sebelum memutuskan untuk melepas bisnis tersebut, Shell memang sangat membetot perhatian publik, pasalnya seluruh SPBU yang kekurangan bahan bakar minyak (BBM), paceklik BBM itu sudah terjadi sejak Agustus 2025 lalu. Keputusan melepas bisnis SPBU merupakan sebuah kebijakan untuk mengakhiri masalah ini. 

Baca Juga: BBM Langka, Shell Indonesia Terpaksa Rumahkan Petugas SPBU

Terlepas dari polemik krisis BBM, berikut ini fakta-fakta mengenai penjualan  SPBU Shell: 

Apa Alasan Penjualan SPBU Shell?

Pengumuman penjualan SPBU Shell jelas menghentak publik banyak yang prihatin sekaligus menyayangkan hal tersebut. Spekulasi liar pun tak terelakan, publik beranggapan bahwa alasan mendasar di balik penjualan SPBU swasta itu adalah krisis BBM yang menghantam selama beberapa bulan terakhir ini. 

Kendati begitu pihak Shell buru-buru membantahnya, penjualan itu diklaim bukan karena kosongnya stok BBM namun karena alasan lain, salah satunya adalah  strategi Shell untuk transformasi portofolio dan sejalan dengan komitmen Capital Markets Day Shell. 

Bahkan penjualan SPBU Shell diklaim sudah dilakukan jauh-jauh hari pada sejak Mei 2025 lalu atau sebelum SPBU itu dilanda kekeringan BBM. 

Susi Hutapea mengatakan,pihaknya terus berkoordinasi dengan pemerintah dan mengantisipasi hasil positif dalam proses pengalihan kepemilikan bisnis SPBU Shell di Indonesia. Menurutnya, semua pihak tetap berkomitmen dengan kesepakatan awal. 

"Tidak terdapat dampak pada proses pengalihan kepemilikan bisnis SPBU Shell di Indonesia. Semua pihak tetap berkomitmen pada kesepakatan tersebut," ujarnya. 

Dibeli Siapa?

Dalam pernyataanya, Shell Indonesia juga turut membeberkan nama pembeli SPBU swasta tersebut. Dimana disebutkan bisnis pom bensin itu bakal diambil alih sebuah perusahaan patungan  (joint venture) yakni Citadel Pacific Limited dan Sefas Group. Transaksi jual beli ini ditarget  rampung tahun depan. 

Kendati beralih kepemilikan, namun SPBU Shell dipastikan tetap beroperasi di Indonesia. 

“Setelah proses pengalihan kepemilikan ini selesai, merek Shell akan tetap berada di Indonesia melalui perjanjian lisensi merek, produk BBM akan dipasok melalui Shell dan pelanggan akan terus memiliki akses untuk menggunakan produk BBM berkualitas tinggi,” jelas Susi.

Berapa Jumlah Aset yang Dijual?

Secara keseluruhan Shell melepas sebanyak 200 SPBU miliknya ke tangan Citadel Pacific Limited dan Sefas Group, dimana SPBU itu mayoritas tersebar di Pulau Jawa. 

Baca Juga: Mengenal Sosok Ingrid Siburian, Pemimpin Shell Indonesia

Manajemen Shell Indonesia mengatakan pengalihan kepemilikan bisnis ini mencakup jaringan SPBU Shell serta kegiatan pasokan serta distribusi BBM di Indonesia. 

Dengan demikian Shell melepas sejumlah produk ikoniknya seperti Shell Super, Shell V-Power, Shell V-Power Nitro+, dan Shell V-Power Diesel. 

Fokus Bisnis Pelumas

Setelah memutuskan untuk menjual  bisnis SPBU, Shell memilih fokus pada bisnis pelumas. Harus diakui bisnis pelumas milik Shell memang sudah mengakar dan berkembang pesat di Indonesia.   

Dengan begitu, pelanggan tetap dapat menemukan produk oli dan pelumas Shell di pasaran seperti biasa. Shell memiliki dan mengoperasikan Pabrik Pelumas dengan kapasitas mencapai 300 juta liter per tahun. Bahkan, saat ini sedang membangun Pabrik Manufaktur Gemuk di Marunda yang akan memiliki kapasitas 12 kiloton per tahun. Shell Indonesia tetap melihat Indonesia menjadi pasar pertumbuhan utama untuk bisnis pelumas Shell.