Presiden terpilih Prabowo Subianto berencana membuat klub Presiden yang beranggotakan tiga presiden RI terdahulu yakni Megawati Soekarnoputri, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Joko Widodo.
Rencana ini disambut gembira banyak pihak, namun tidak sedikit pula yang pesimis mengingat hubungan Megawati dengan SBY dan Jokowi tak harmonis. Hubungan ketiga tokoh ini memang sudah berjarak sejak lama.
Direktur Eksekutif Kajian Politik Nasional (KPN) Adib Miftahul menilai sebetulnya pembentukan klub presiden tak begitu penting, tak ada kebutuhan mendesak yang mengharuskan ketiga tokoh itu berunding satu meja.
Menurut Adib, rencana besar Prabowo Subianto di balik wacana pembentukan klub presiden ini adalah untuk memulihkan hubungan ketiga tokoh terutama untuk merekonsiliasi hubungan Megawati dengan Jokowi yang sudah berbagi jalan sejak Pilpres 2024.
"Urgensinya sih sebenarnya tidak terlalu ada kalau menurut saya, meski sah saja. Saya melihat ini sebenarnya gelagat untuk dalam tanda kutip mengislahkan Pak Jokowi dan Bu Megawati yang lagi keras dan panas," kata Adib kepada wartawan Senin (6/5/2024).
Baca Juga: Prabowo-Gibran Ajak Presiden Terdahulu Ikut Godok Kabinet Kerja
Selain bertujuan untuk mendamaikan ketiga tokoh ini, tujuan lainnya yang ingin dicapai Prabowo dari pembentukan klub presiden adalah ketenangan politik pada masa pemerintahannya.
Apabila ketiga tokoh ini bersepakat damai, maka roda pemerintahan Prabowo bisa mulus berjalan, PDI Perjuangan juga punya peluang untuk bergabung ke koalisi Prabowo-Gibran bersama SBY dan Jokowi.
"Jadi menurut saya, ini untuk menekan agar politik stabil. Sebenarnya ujung-ujungnya ya biar rekonsiliasi,” tuturnya.
Terpisah, juru bicara Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan ada sejumlah alasan yang melatarbelakangi wacana pembentukan klub ini. Salah satunya adalah ingin mengetahui pengalaman ketiga presiden itu memimpin Indonesia, pengalaman ketiganya dapat diadopsi pada pemerintahan Prabowo-Gibran.
Selain ingin mendengar pengalaman kepemimpinan ketiganya, Prabowo kata Dahnil juga ingin ketiga tokoh bangsa itu duduk satu meja dan terlibat langsung dalam pembentukan kabinet kerja Prabowo-Gibran. Masukan dan arahan ketiganya kata Dahnil jelas sangat bermanfaat.
"Pak Prabowo secara berulang menyebutkan beliau ingin sekali duduk bareng, diskusi panjang dengan para mantan presiden nantinya, sehingga ada presidential club,” kata Dahnil.
Sukar Terwujud
Partai Amanat Nasional (PAN) tak yakin presidential club yang direncanakan Prabowo Subianto dapat terwujud.Salah satu alasan yang bikin rencana Prabowo hanya sebatas wacana adalah perbedaan pandangan politik dari calon anggota presidential club ini, terutama perbedaaan sikap Megawati Soekarnoputri dengan SBY dan Jokowi, ketiganya punya cara pandang berbeda untuk menata Indonesia.
Baca Juga: Jokowi Harap Prabowo-Gibran Langsung Bisa Bekerja Setelah Dilantik
"Dari pilpres kemarin aja kita sudah bisa melihat adanya perbedaan lingkup pemikiran dalam membangun Indonesia. Ada yang ingin perubahan, ada yang ingin keberlanjutan dan penyempurnaan, serta ada yang ingin perubahan dan perbaikan. Dasar dan pokok pijakan berpikirnya juga berbeda,” kata Ketua Fraksi PAN DPR RI, Saleh Partaonan Daulay.
Alasan lainnya yang bikin rencana pembentukan presidential club ini sukar terwujud adalah ketidakharmonisan antara ketiga tokoh ini.
“Karena itu, menurut saya, kalaupun ada silaturrahim seperti itu, agak sulit dapat dihadiri oleh semua mantan presiden RI. Perlu usaha dan kesungguhan untuk menghadirkan semuanya. Ada banyak faktor teknis, ideologis, dan sosial politik yang bisa menjadi hambatan,” ujarnya.
Baca Juga: Ketua MPR Ajak Semua Parpol Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran
Saleh melanjutkan hubungan yang buruk antara Megawati dengan SBY dan Jokowi jelas sukar untuk dipulihkan kembali. Untuk itu dia meminta supaya rencana pembentukan kelompok ini dipikir baik-baik.
"Semua orang bisa membaca posisi ideologis dan sosial politik semua mantan presiden kita. Kalau mau jujur, di antara mereka kadang ada persoalan komunikasi yang selama ini terkesan terputus. Dan itu tidak mudah untuk dijalin kembali,” tutupnya.