Nama keponakan Presiden Prabowo sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Rahayu Saraswati Djojohadikusumo belakangan menjadi sorotan publik lantaran ia memilih mengundurkan diri sebagai anggota DPR RI 2024-2029.

Keputusannya memilih hengkang dari Parlemen Senayan sebagai bentuk pertanggungjawabannya atas pernyataan kontroversialnya beberapa waktu lalu, dimana pernyataan itu dinilai sebagai salah pemantik yang memicu unjuk rasa besar-besaran pada akhir Agustus 2025 lalu. 

Baca Juga: Mengulik Alasan Rahayu Saraswati Keponakan Prabowo yang Mendadak Mundur dari DPR

Pengunduran dirinya disampaikan lewat sebuah video yang ia unggah di media sosialnya  dimana keputusan itu menuai reaksi masyarakat yang mayoritas memuji sikap kesatria Sara.  

"Dan walaupun niat saya sebenarnya ingin mendorong entrepreneurship, terutama di zaman transformasi digital yang membuka peluang seluas-luasnya di dunia ekonomi kreatif, saya paham bahwa kata-kata saya telah menyakiti banyak pihak, terutama yang saat ini masih berjuang untuk menghidupi keluarganya, bahkan untuk masih bisa bertahan hidup," kata Sara dalam pernyataan pengunduran dirinya dilansir Olenka.id Jumat (12/9/2025).

Adapun pernyataan kontroversial itu ia sampaikan dalam sebuah tayangan di saluran youtube, namun videonya kemudian dipotongan pada  menit ke-25.37 sampai menit ke-27.40 dan disebar di media sosial.

Potongan video itu viral lalu memicu kemarahan masyarakat yang sudah kadung kesal dengan berbagai pernyataan kontroversial anggota DPR lainnya yang berujung aksi unjuk rasa besar-besaran pada akhir Agustus 2025 lalu. 

Baca Juga: Quraish Shihab Beber Respons Prabowo Soal Tuntutan 17+8

Secara keseluruhan video pernyataanya di saluran youtube itu berdurasi sekitar  42 menit, Sara meminta masyarakat untuk melihat keseluruhan video tersebut. Berikut pernyataan lengkap Sara yang menuai kontroversi:

"Saya mohon izin, mohon maaf karena saya mungkin dari generasi milenial yang pandangannya sedikit berbeda, karena dengan kemajuan teknologi yang ada di dunia saat ini, jangan kita bersandar pada sektor-sektor yang sebenarnya sudah melalui masa-masa otomasi.

Menurut saya anak-anak muda ayo kalian kalau punya kreativitas. Jadilah pengusaha, jadilah entrepreneur daripada ngomel enggak ada kerjaan, bikin kerjaan buat temen-temen lu.

Kalau misalkan lu bisa masak bikinlah bisnis kuliner, lu bisa jahit bikinlah bisnis fashion, lu bisa bikin apapun itu, ngedit video jadilah editor, lu bahasa Indonesianya, bahasa Inggrisnya bagus jadilah copywriter.

Ini banyak sekali sektor-sektor lain yang sebenarnya lu bisa kerjain, jangan bersandar kepada sektor-sektor padat karya.

Walaupun dengan catatan sebenarnya banyak yang nanti akan secara industri itu besar, agroindustri pasti akan tetap besar dan diprediksi akan meningkat karena food security kita, ketahanan pangan kita kan salah satu fokus utamanya presiden.

Jadi lu kalau misalkan punya lahan, mau lu kembangin untuk nanam sayur, nanam padi, nanam apapun, agrobisnis nih bakal naik.

Industri yang kedua pasti hilirisasi, jangan hanya bersandar, karena kalau masih bersandar ke sektor-sektor padat karya dan bersandar kepada pemerintah untuk provide the jobs kita masih di zaman kolonial berarti, yang di mana kita bersandar kepada si raja dan si ratu dan priyayi untuk ngasih kita kerjaan, no, kita udah move on dari situ."