Filantropi

Nurhayati memegang prinsip bahwa kesuksesan bisnis yang ia jalani berkat lima karakter utama yang ia percaya, yakni ketuhanan, kepedulian, kerendahan hati, ketangguhan, dan inovasi.

"Saya selalu terinspirasi dari prinsip yang dipegang oleh Ibu saya dan juga Bapak saya. Nilai-nilai dari keluarga saya juga saya ajarkan ke anak-anak," kata Nurhayati.

Dari keyakinannya itulah membuat Nurhayati ringan tangan membantu sesama, terutama di bidang pendidikan. Ia merupakan donatur sekaligus anggota Majelis Wali Amanat ITB. Pada 2019, ia menyerahkan dukungan dana abadi sebesar Rp52 miliar kepada ITB untuk pengembangan riset, beasiswa, dan infrastruktur.

Sebagai simbolis wujud dukungan tersebut, dua gedung perkuliahan umum di ITB dinamai sebagai Gedung Paragon Innovation dan Gedung Wardah Foundation.

Ketika kasus Covid-19 mulai merebak di Indonesia, PTI melalui program CSR-nya menyumbang sebanyak Rp40 miliar untuk penanganan pandemi. Bantuan itu didistribusikan dalam bentuk alat kesehatan dan alat pelindung diri (APD) kepada lebih dari 40 rumah sakit rujukan di beberapa provinsi. Langkah Nurhayati telah mendorong kolaborasi penanganan Covid-19 di Indonesia.

Dalam sebuah seminar di ITB, Nurhayati mengatakan PTI bertekad memenuhi tanggung jawab sosial perusahaan dalam pendidikan, kesehatan, pemberdayaan perempuan, dan lingkungan.

Baca Juga: Wardah Kolaborasi dengan 4 Modest Fashion Brand untuk MUFFEST+ 2024, Intip Yuk!

Prestasi dan Penghargaan

Setelah melewati masa-masa hidup yang berat, Nurhayati berhasil meraih sederet penghargaan dan prestasi. Namanya bertengger di daftar 50 Wanita Paling Berpengaruh di Indonesia oleh Majalah SWA pada 2000. Bahkan, pada 2018 ia menjadi satu dari dua perempuan Indonesia yang masuk ke jajaran "25 Pebisnis Wanita Paling Berpengaruh di Asia" versi majalah Forbes.

Selanjutnya, pada 5 April 2019, Nurhayati menerima anugerah gelar doktor kehormatan (honoris causa) dari almamaternya, ITB. Ia dicatat atas inovasi yang menonjol lewat produk kosmetik Wardah dan menjadi perempuan pertama yang dianugerahi ITB dengan gelar tersebut.

Baca Juga: Apresiasi ParagonCorp untuk 'Pahlawan Tanpa Tanda Jasa', Pendaftaran Wardah Inspiring Teacher Resmi Dibuka!

Kemudian, pada 2 November 2019, Nurhayati sebagai pendiri Paragon meraih penghargaan ASEAN Business Award (ABA) untuk kategori Women Entrepreneur yang digelar di Bangkok, Thailand. Strategi pemasarannya dinilai mencatat hasil yang signifikan bagi pertumbuhan bisnis serta meningkatkan efisiensi yang menguntungkan.

Dan, pada Juni 2022, Nurhayati dinobatkan sebagai salah satu dari "20 Wanita Paling Berpengaruh" oleh Fortune Indonesia.

Kehidupan Pribadi

Seperti yang disebutkan sebelumnya, Nurhayati memiliki tiga orang Kakak, yakni Syufni Muin, Hasnah Muin, Bakhtiar Muin. Adapun keempat adiknya, yakni Fauziah Muin, Maimunah Muin, Resmi Bestari, dan Muslim Muin.

Nurhayati menikah dengan seorang pria berdarah Jawa (Kebumen) bernama Subakat Hadi pada April 1978. Pasangan ini dikaruniai tiga orang anak, yakni Harman Subakat, Salman Subakat, dan Sari Chairunnisa. Ketiga anaknya bergabung di PTI dan meneruskan kepemimpinan generasi kedua.

Sebagai womenpreneur, sosok Nurhayati sangat menginspirasi anak-anaknya, terutama anak bungsu--perempuan satu-satunya. Sari, begitu ia karib disapa terinspirasi dengan sang Ibu dalam kehidupan keluarga maupun karier.

Baca Juga: Loker Jadi Incaran Job Seeker, Gimana Ya Cara Perusahaan Paragon Mengelola Para Karyawan?

"Kalau dalam berkeluarga saya merasa walaupun Ibu sibuk tapi selalu punya waktu buat anaknya, dan kalau sedang bersama anaknya, dia akan fokus, tidak terdistraksi dengan yang lain. Itu yang selalu menginspirasi saya dalam mengasuh anak," jelas Sari seperti dikutip dari Kumparan.

Sari melanjutkan, dalam bekerja, seiring dengan bertambahnya usia, Sang Ibu melihat segala aktivitasnya sebagai ibadah, semuanya itu untuk mencari berkah dan ridho Allah.