Orang tua berperan penting dalam mendukung kecerdasan anak di 1000 hari pertama kehidupan (HPK) melalui permainan stimulasi yang dilakukan secara berulang dan bergantian untuk mencapai milestone tumbuh kembang anak sesuai usia.
Child Psychology yang juga Co-Founder Learning Time Indonesia, Darien Suria, menyebutkan bahwa sejak usia 0 bulan, bayi dapat distimulasi melalui berbagai aktivitas, seperti tummy time untuk mendukung kekuatan otot tangan dan leher sebagai persiapan untuk MPASI di kemudian hari. Selain itu, aktivitas stimulasi dan bonding orang tua bersama buah hati juga penting membentuk secure attachment bayi di usia dini.
Learning Time hadir sebagai brand keluarga yang memberikan cara baru bermain di 1000 HPK anak, dirancang berdasarkan penelitian terbaru dan pendekatan tahap tumbuh kembang, bekerja sama dengan expert pendidikan anak usia dini untuk menciptakan stimulasi yang aman dan sesuai usia, untuk membantu orang tua memberikan awal terbaik bagi buah hati mereka dengan percaya diri.
Baca Juga: Memilih Mainan yang Tepat untuk Dukung 1000 Hari Pertama Kehidupan Anak
Sementara untuk anak usia 0-30 bulan, terdapat Learning Time First Steps Play Program yang merupakan program bermain berbasis tahap perkembangan yang dirancang bersama lebih dari 100 expert pendidikan anak usia dini, menyediakan alat stimulasi sesuai usia dan buku panduan orang tua berisi ide aktivitas stimulasi dan bonding, dan milestones checklist tumbuh kembang anak untuk mempermudah orang tua memantau perkembangan anak.
Tersertifikasi SNI dan ISO, Learning Time menggunakan material alami yang aman dan non-toxic untuk memastikan pengalaman bermain yang menyenangkan. Program ini dirancang dengan pendekatan milestone learning based atau pembelajaran berbasis tahap tumbuh kembang.
Terdapat 5 program yang diitawarkan Learning Time sesuai tahapan usia di antaranya Program Sensory (0-6 bulan), Program Explorer (7–12 bulan), Program Thinker (13-18 bulan), Program Fine Motor (19-24 bulan), Program Investigator (25-30 bulan).
Selain permainan menggunakan alat stimulasi, buku juga dapat menjadi aktivitas stimulasi dan bonding penting yang dapat dilakukan mulai dari 0 bulan. Menurut penelitian, anak yang sudah rutin dibacakan buku memahami satu juta kata lebih banyak ketika mencapai usia 3 tahun, dibandingkan anak yang tidak dibacakan buku sama sekali.
“Kegiatan membaca sejak bayi terbukti mendukung koneksi otak anak yang berperan dalam perkembangan bahasa melalui imajinasi visual, pengenalan kosakata, dan kalimat,” ucap Darien di Jakarta, Rabu (15/10/2025).
Ia juga menjelaskan bahwa kesadaran cetak/print awareness, pemahaman bahwa tulisan memiliki makna menjadi dasar penting keterampilan literasi anak dan sosial emosional anak di kemudian hari. Learning Time baru saja meluncurkan Storytelling Series, seri buku interaktif dwibahasa disesuaikan dengan tahap perkembangan anak oleh ahli pendidikan anak usia dini, untuk mendekatkan orang tua dan anak melalui rutinitas mendongeng.
Terdapat dua seri sesuai usia yakni “Storyteling Series One” untuk usia 0+ yang dirancang dengan kontras tinggi, teks pendek yang berulang, selta elemen interaktif yang lebih sederhana seperti flap dan tekstur, sedangkan “Storytelling Series Two” untuk usia 12+ buku menjadi lebih panjang dan interaktif, memperkenalkan konsep dasar seperti hewan, berhitung, dengan elemen seri untuk menarik perhatian anak.
Mengusung konsep “The New Way to Do Storytelling, Read with Confidence.” Seri buku ini disertai panduan mendongeng untuk orang tua agar merasa lebih percaya diri dengan skill storytelling-nya sehingga mereka jadi lebih menikmati waktu bercerita bersama buah hati.
“Faktanya, orang tua yang lebih percaya diri saat membacakan cerita cenderung lebih sering membaca untuk anaknya, sesuai dengan konsep Learning Time Storytelling Series,” tutup Darien.