Orang tua berperan penting dalam mendukung 1000 hari pertama kehidupan anak. Pasalnya, perkembangan otak anak terjadi paling pesat hingga 80% selama periode emas tersebut. Salah satu upaya yang bisa dilakukan orang tua di masa emas itu ialah dengan memberikan mainan yang dapat menstimulasi perkembangan otak anak.

Child Psychology yang juga Co-Founder Learning Time Indonesia, Darien Suria, mengungkapkan bahwa anak membutuhkan stimulasi permainan untuk mendukung perkembangan, baik kognitif, motorik, bahasa, maupun sosial emosional. Stimulasi yang diberikan tersebut juga perlu diberikan sesuai dengan tahapan tumbuh kembang sang anak.

Baca Juga: Psikolog: Pola Asuh yang Seimbang Mampu Membuat Anak lebih Berani dan Percaya Diri

"Tak cukup hanya memberikan anak mainan yang sekadar menghibur, tanpa memerhatikan usia dan tujuan pembelajaran yang jelas. Mainan juga harus bisa menstimulasi perkembangan anak," tegas Darien di Jakarta, 15 Oktober 2025.

Darien menambahkan, ia banyak menemukan mainan konvensional yang sekadar menghibur dan membuat anak tenang. Beberapa di antaranya bahkan merupakan mainan yang dilabel untuk bayi, namun tidak disertai riset objektif pembelajaran dan usia yang jelas sehingga membuat anak menjadi pasif.

Padahal, lanjutnya, salah satu poin yang perlu diperhatikan dalam memilih mainan anak ialah harus mendukung partisipasi anak dan disesuaikan dengan kebutuhan usia serta tahapan tumbuh kembang anak. Selain itu, mainan anak juga harus memiliki tujuan pembelajaran yang jelas sesuai milestone usia.

Tak kalah penting, mainan anak juga harus menggunakan material berkualitas dan aman bagi bayi dengan adanya sertifikasi SNI dan ISO. Mainan anak juga akan sangat baik jika mengedepankan bonding anak dengan orang tua.

"Orang tua dapat mendukung kecerdasan anak di 1000 hari pertama kehidupan melalui permainan stimulasi yang dilakukan secara berulang dan bergantian untuk mencapai milestone tumbuh kembang anak sesuai usia," lanjut Darien.