PDI Perjuangan akhirnya mengeluarkan pernyataan terbuka atas pemecatan Joko Widodo (Jokowi) bersama putranya Gibran Rakabuming Raka dan menantunya Bobby Nasution. Partai politik besutan Megawati Soekarnoputri mengumumkan pemecatan Jokowi dan keluarganya terhitung sejak Sabtu (14/12/2024). 

Ketua Bidang Kehormatan DPP PDI Perjuangan Komarudin Watubun membacakan tiga surat pemecatan yang masing-masing bernomor 1649, 1650, dan 1651, secara berurutan kepada Jokowi, Gibran dan Bobby dalam siaran video resmi yang disiarkan oleh PDIP di Jakarta, Senin (16/12/2024).

Baca Juga: Bahlil Kasih Kode Keras Siap Tampung Jokowi di Golkar

“Saya mendapat perintah langsung dari Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan untuk mengumumkan secara resmi, sesuai Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga Partai di depan seluruh jajaran ketua DPD partai seluruh Indonesia,” kata Komarudin dilansir Selasa (17/12/2024). 

“Terhitung setelah dikeluarkannya surat pemecatan ini, maka PDI Perjuangan tidak ada hubungan, dan tidak bertanggung jawab terhadap segala sesuatu yang dilakukan saudara. Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan, akan ditinjau kembali dan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya,” tambah Komarudin.

Adapun Jokowi dan PDI Perjuangan sudah tak sejalan sejak Pilpres 2024, namun pemecatan terhadap eks Wali Kota Solo dan Gubernur Jakarta itu justru baru dilakukan setelah Pilpres dan Pilkada 2024 tuntas digelar. 

Terkait hal itu, Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Pemenangan Pemilu Eksekutif Deddy Yevri Hanteru Sitorus mengatakan, pihaknya punya alasan tersendiri untuk tak memecat Jokowi pada masa Pilpres 2024, salah satunya adalah untuk menghormati Jokowi yang ketika itu masih aktif menjabat Presiden. Deddy mengatakan, tak etis apabila pihaknya mengumumkan pemecatan Jokowi dari PDI Perjuangan ketika yang bersangkutan masih menjadi kepala negara. 

"Kita memiliki nilai etik dan moralitas politik untuk menjaga martabat Jokowi sebagai presiden yang harus dihormati semasa menjabat," kata Deddy. 

Selain karena alasan moral dan etik, PDI Perjuangan lanjut Deddy tak mengumumkan pemecatan Jokowi di masa Pilpres lantaran saat itu masa-masa sibuk untuk menghadapi gelaran pilpres sehingga tak ada waktu untuk mengurusi pemecatan Jokowi atau pemecatan kader-kader bermasalah.

 "Jadi proses ini bukan khusus hanya soal Jokowi dan keluarga tetapi kader-kader di seluruh Indonesia," kata Deddy.

Selain itu, Deddy juga menghindari narasi jahat yang kemungkinan muncul jika Jokowi dipecat saat masa pilpres. Narasi yang mungkin muncul yakni pemecatan Jokowi dikarenakan anaknya yakni Gibran Rakabuming Raka maju sebagai calon wakil presiden diusung oleh lawan politik PDI Perjuangan.

Baca Juga: Ternyata Ini yang Dibahas dalam Pertemuan Jokowi dan Ketua MPR RI

"Jadi tentu yang terbaik adalah melakukan pemecatan setelah semua kontestasi politik selesai. Sehingga jelas dan tegas bahwa proses ini semata-mata untuk menegakkan aturan dan disiplin partai," tukasnya.