Wakil Presiden ke-10 dan 12, Jusuf Kalla mengeklaim saat ini banyak insinyur di Indonesia yang menganggur. Para insinyur itu kata dia kehilangan pekerjaan dan mata pencaharian buntut kondisi ekonomi nasional yang naik turun belakangan ini. 

Dia mengatakan, kondisi ekonomi yang kacau balau ini juga berimbas langsung pada hampir seluruh perusahaan besar di Indonesia, mereka memilih membatasi perekrutan para insinyur. 

Baca Juga: Istana Bicara Peluang Prabowo Kocok Ulang Kabinet Merah Putih

JK mencontohkan perusahaan yang dimilikinya membuka lowongan pekerjaan hanya 20 insinyur untuk proyek-proyek tertentu, namun yang melamar mencapai 23 ribu insinyur.

"Artinya banyak insinyur yang belum dapat kerjaan yang telah mendapatkan pendidikan, tapi masih sulit mendapatkan pekerjaan, akibat situasi ekonomi di dunia ini," kata JK di acara wisudawan Unhas dilansir Rabu (4/6/2025). 

Ketidakstabilan ekonomi nasional lanjut JK juga berdampak langsung pada lapangan pekerjaan. Ekonomi yang carut marut bikin lapangan pekerjaan semakin mengecil dan terbatas.

Dia mengatakan keterbatasan lapangan pekerjaan di Tanah Air terkonfirmasi dari membludaknya peserta job fair yang digelar Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, pada Selasa (27/5/2025) lalu yang berujung ricuh. 

"Kita lihat di televisi pada saat job fair, diperkirakan yang akan hanya hadir 2000 orang, ternyata yang ingin mencari pekerjaan di Bekasi saja 25 ribu orang yang datang dan terjadi kegaduhan yang luar biasa karena orang mencari pekerjaan yang sangat terbatas," katanya lagi. 

Meski begitu, kata JK ketidakstabilan ekonomi nasional dipengaruhi oleh kondisi ekonomi global yang sekarang ini sedang berguncang hebat buntut perang di Eropa, Palestina dan perang dagang antara Amerika dengan China. Kondisi yang sedang terjadi di Indonesia sekarang ini kata dia juga sedang melanda negara-negara lain di dunia. 

"Situasi ini bukan hanya terjadi di Indonesia, tapi di Amerika, Eropa dan di Asia. Anda harus siap menghadapi situasi yang tidak menguntungkan ini dan (apabila) Kita tidak melewati ini, maka kita tidak akan pernah melewati situasi yang baik," jelasnya

Banyaknya konflik di dunia, kata JK akan terus berefek pada perekonomian, termasuk di Indonesia, sehingga kehidupan di dunia akan semakin sulit dan harga-harga komoditas seperti batu bara, nikel dan sawit menurun.

Baca Juga: Mengenal Liliana Tanoe, Ahli Kecantikan dan Busana, Moncer di Bisnis Media Massa Seret di Dunia Politik

"Akibatnya untuk bangsa, ekonomi menurun, kemampuan negara untuk membangun mengecil yang pemerintah menyebutnya efisiensi, dulu anggaran PU sebesar Rp 150 triliun, sekarang tinggal Rp 28 triliun. Kita akan menghadapi jalan-jalan yang rusak di tahun-tahun akan datang, pengairan yang tidak bisa berjalan di daerah dan di kota tidak berlangsung baik," pungkasnya.