Growthmates, wawancara kerja merupakan langkah penting untuk mendapatkan suatu posisi, serta memainkan peran penting dalam proses perolehan pekerjaan.

Di bawah tekanan, kegugupan, stres, dan kecemasan yang sangat besar yang sering menyertai wawancara, seseorang mungkin secara bisa secara tak sengaja mengatakan atau melakukan hal-hal yang tidak pantas, yang berpotensi merusak peluang keberhasilan mereka. Hal ini dapat terjadi meskipun kamu sudah memenuhi syarat dan layak mendapatkan pekerjaan tersebut.

Berikut 5 hal yang tidak boleh kamu ucapkan saat wawancara kerja. Apa saja kata-kata itu? Berikut ulasannya sebagaimana dikutip dari lamanTimes of India, Senin (27/5/2024).

1. Hindari berbohong atau melebih-lebihkan kualifikasi di CV

Dalam wawancara kerja, individu sering kali merasa tertekan untuk melebih-lebihkan atau berbohong tentang kualifikasi dan keterampilan demi sekadar untuk mengesankan pewawancara. Namun, hal ini dapat menimbulkan tantangan, jika kamu tak dapat melakukan seperti yang diklaim setelah mendapatkan pekerjaan tersebut.

Jadi, sangat penting untuk benar-benar jujur dan transparan tentang pengalaman, kualifikasi, dan keterampilanmu selama proses wawancara untuk menghindari potensi masalah atau tuduhan di kemudian hari. Pendekatan ini memastikan kredibilitas dan memberikan landasan bagi keberhasilan dalam peran tersebut.

Selain itu, kamu dapat menunjukkan kesediaan untuk belajar dan menyampaikannya kepada pewawancara dengan menyebutkan pernyataan seperti “Saya berkomitmen untuk terus belajar dan berkembang secara profesional, dan saya bersemangat mendapatkan kesempatan untuk mempelajari lebih lanjut tentang apa yang penting untuk pekerjaan ini. 

Baca Juga: 5 Tips Mengatasi Kebiasaan Menunda Pekerjaan Agar Menjadi Lebih Produktif, Catat!

2. Hindari hanya berfokus pada gaji

Hindari pernyataan seperti, "Saya secara khusus mencari pekerjaan yang menawarkan gaji lebih tinggi dari posisi saya saat ini." Pernyataan langsung mengenai gaji mungkin menggambarkan bahwa kamu hanya termotivasi oleh uang dan tidak benar-benar tertarik pada pekerjaan itu sendiri.

Sebaliknya, mulailah dengan mengungkapkan antusiasme dan rasa terima kasih yang tulus terhadap kesempatan untuk berkontribusi pada kesuksesan perusahaan dan keinginanmu untuk pertumbuhan pribadi dan profesional.

Kemudian, dengan sopan, diskusikan ekspektasi gaji yang kamu inginkan, pastikan ekspektasi tersebut selaras dengan pengalaman dan tanggung jawab pekerjaan. Pendekatan ini menunjukkan bahwa meskipun uang merupakan faktor penting, fokus utama kamu terletak pada memberikan dampak yang berarti dan berkembang dalam perusahaan.

Baca Juga: 8 Strategi Menjaga Kesehatan Mental di Tengah Lingkungan Kerja yang Toxic