Isu pemakzulan Presiden Joko Widodo ramai dibicarakan publik. Isu itu muncul setelah puluhan orang yang menamai diri kelompok masyarakat sipil menginisiasi ide tersebut. Wacana penurunan paksa Jokowi dari kursi RI 1 ini kemudian menyeruak dan berpolemik di tengah masyarakat.

Wakil Ketua TKN Prabowo-Gibran, Juri Ardiantoro menanggapi santai wacana itu, dia mengatakan, sasaran tembak yang sebenarnya adalah Prabowo Subianto. Isu itu sengaja diciptakan untuk mengganggu jalan kemenangan Prabowo-Gibran pada Pilpres 2024. 

Baca Juga: Respons Isu Pemakzulan Jokowi, Puan Maharani: Namanya Aspirasi Tetap Kita Terima

Dia menyebut pemakzulan kepala negara tidak bisa dilakukan sembarangan, prosesnya panjang dan berbelit, apalagi wacana itu tak didukung bukti kuat. 

"Jadi sebetulnya tujuan mereka tidak soal pemakzulan, karena mereka tahu akan sulit dan tidak mungkin. Tapi mereka nyata-nyata ingin memisahkan Bapak Jokowi dari Pak Prabowo dan itu betul-betul isu yang dibuat untuk mengganggu jalan kemenangan Pak Prabowo," katanya kepada wartawan Selasa (16/1/2023).

Juri lantas menyorot Menko Polhukam sekaligus calon wakil presiden nomor 03 Mahfud MD, menurutnya, secara tidak langsung Mahfud MD juga terlibat dalam permainan isu tersebut, sebab yang bersangkutan telah memfasilitasi kelompok penggagas ide pemakzulan Jokowi dengan menerima mereka di kantornya pada 9 Januari 2024 lalu. 

Dalam pertemuan itu, kelompok masyarakat sipil yang terdiri dari 22 orang itu itu mengajukan gagasan pemakzulan Jokowi kepada Mahfud MD.  Mereka yang menemui Mahfud MD ketika itu adalah Faizal Assegaf, Marwan Batubara, hingga Letjen Purn Suharto.

Baca Juga: Istana Tanggapi Isu Pemakzulan Presiden Jokowi

Baca Juga: Minta ASN Netral di 2024, Menteri PANRB: Sanksinya Sudah Dibahas dengan Bawaslu

“Pertemuannya sempat difasilitasi dan diterima oleh salah satu cawapres kita, meskipun atas nama Menko Polhukam, tapi kita tahu semua sudah membaca ini manuver politik pemilu," ucapanya.