PT Bank OCBC NISP Tbk (OCBC) telah menerapkan prinsip responsible financing, termasuk integrasi risiko LST ke dalam proses penilaian debitur di segmen business banking. Per 31 Desember 2024, OCBC menyalurkan pembiayaan berkelanjutan senilai Rp37,85 triliun, tumbuh 17% year-on-year (YoY), dengan 42% di antaranya didistribusikan melalui inisiaitif Green Financing dan Sustainability-linked Loan (SLL).

Heriyanto, Direktur OCBC, menjelaskan bahwa OCBC membuka peluang pembiayaan berkelanjutan bagi seluruh sektor industri, tidak hanya spesifik pada sektor tertentu, selama debitur memiliki Key Performance Indicator (KPI) keberlanjutan yang ambisius dan relevan, lewat skema pembiayaan SLL. Hingga saat ini, berbagai sektor telah memanfaatkan skelam SLL dari OCBC, seperti kelapa sawit, forestry, chemical manufacturing, real estate; termasuk juga SLL dengan KPI yang menyasar dampak sosial.

Baca Juga: OCBC Kolaborasi dengan Disney Luncurkan Kartu Kredit OCBC Star Wars Platinum

"Bagi kami, keberlanjutan bukan hanya tanggung jawab moral, melainkan fondasi penting dalam membangun ketahanan bisnis jangka panjang. Selain skema pembiayaan, OCBC juga merancang keberlanjutan dari perilaku insan OCBC dengan berbagai program yang kami susun," tegas Heriyanto, Direktur OCBC, dalam konferensi pers yang digelar pada Kamis, 24 Juli 2025.

Terlepas dari SLL, OCBC juga menyalurkan pembiayaan hijau untuk berbagai sektor termasuk untuk membiayai energi terbarukan, pengelolaan Sumber Daya Alam berkelanjutan, pengelolaan limbah, serta bangunan hijau (green building) serta green mortgage, dan lain-lain. OCBC juga merupakan bank pertama di Indonesia yang menerbitkan Green and Gender Bond dengan fasilitas maksimum sebesar Rp2,75 triliun.

Dari sisi operasional, OCBC Space yang berlokasi di BSD sebagai salah satu kantor utama telah mendapatkan sertifikat bangunan hijau level 2 dari IFC EDGE: Advanced (Zero Carbon Ready) berkat penerapan teknologi efisiensi energi dan sistem pengelolaan air yang berkelanjutan. Selain itu, OCBC juga menjadi bank pertama di Indonesia yang mendorong penggunaan energi terbarukan melalui pembelian Renewable Energy Certificate (REC) dari PLN, serta mengimbangi emisi tidak terhindarkan melalui pembelian karbon kredit dari Bursa Karbon Indonesia.

Tidak sampai di situ, upaya keberlanjutan OCBC juga diwujudkan melalui berbagai program sosial yang berdampak langsung pada masyarakat dan lingkungan. Sepanjang 2024–2025, OCBC berkolaborasi dengan OCBC Group menargetkan penanaman lebih dari 21.000 bibit mangrove di sejumlah wilayah pesisir strategis, seperti Bangka Belitung, pesisir utara Jawa, Bali, dan Sulawesi Selatan. Program ini melibatkan karyawan dan didukung oleh dana yang dihasilkan dari program pengelolaan limbah berbasis circular economy.

Dorong Circular Fashion

Salah satu inovasi terbaru yang tengah diterapkan OCBC saat ini adalah mengimplementasikan inisiatif circular fashion yang memadukan inovasi lingkungan, pemberdayaan UMKM, dan kesadaran gaya hidup berkelanjutan. Melalui kolaborasi bersama desainer mode berkelanjutan Adrie Basuki serta mitra sosial seperti Precious One (bagian dari Yayasan Karya Insan Sejahtera yang berfokus pada pemberdayaan), Rappo, dan XS Project, OCBC mengubah seragam batik bekas pakai karyawan menjadi koleksi fesyen bernilai guna.

"Circular fashion adalah contoh bagaimana pendekatan kreatif bisa membawa dampak nyata dan inklusif. Kolaborasi ini menjadi cara kami menghubungkan komunitas kreatif termasuk UMKM dan isu lingkungan ke dalam satu gerakan yang inspiratif dan berkelanjutan. Selain menciptakan dampak sosial, kami juga memperluas makna sustainability ke dalam gaya hidup," ungkap Aleta Hanafi, Brand & Communication Division Head OCBC.

Koleksi kolaborasi dengan Adrie Basuki dan UMKM menampilkan desain kontemporer yang menggunakan bahan daur ulang dari seragam batik OCBC. Kain bekas diolah menjadi aksesori dan busana dengan pendekatan mode ramah lingkungan seperti tote bag, laptop sleeve, notebook, vest, cable hugger, pouch, key cover, bandana, dan pencil topper. Kolaborasi ini juga menjadi ruang pertumbuhan bagi UMKM binaan OCBC dalam bidang kreatif, tekstil, dan daur ulang.

"Sebagai bagian dari komitmen pengelolaan limbah yang bertanggung jawab, OCBC menjadi bank pertama di Indonesia yang meluncurkan seragam batik baru yang dibuat dari bahan 90% poliester daur ulang. Material ini berasal dari limbah botol plastik PET yang diolah kembali menjadi serat tekstil, kemudian dikembangkan menjadi batik bercorak modern yang merepresentasikan semangat keberlanjutan," tutup Aleta.