Kota mandiri merujuk pada kawasan properti yang dikembangkan oleh pengembang tertentu. Pengembangan kawasan kota mandiri umumnya memiliki fasilitas pendukung, mulai dari hunian, pusat perbelanjaan atau hiburan, pusat pendidikan, dan fasilitas umum lainnya.
Merujuk pada definisi tersebut, Indonesia memiliki sejumlah kota mandiri yang dikembangkan oleh para konglomerat properti nasional. Siapa sajakah mereka?
1. The Ning King - Alam Sutera
The Ning King menjadi merupakan salah satu konglomerat ternama di Indonesia. Ia adalah pendiri dan pemilik konglomerasi Argo Manunggal Group.
Melalui Argo Manunggal Group, The Ning King mengembangkan kota mandiri Alam Sutera dengan nama entitas PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI). Menjadi salah satu pelopor di Indonesia, The Ning King mulai mengembangkan township Alam Sutera pada tahun 1994 di kawasan Tangerang.
2. Keluarga Widjaja - BSD City dan Kota Wisata Cibubur
Keluarga Widjaja turut menjadi konglomerat yang mengembangkan kota mandiri di Indonesia melalui Sinar Mas Group yang didirikan oleh Eka Tjipta Widjaja.
Keluarga Widjaja dikenal sebagai pengembang kawasan Bumi Serpong Damai (BSD City) yang berlokasi di Tangerang. BSD City menjadi salah satu kota satelit Jakarta yang mulai dikembangkan pada tahun 1984 dan baru diresmikan pada tahun 1989.
Sekitar tahun 1993, keluarga Widjaja mulai mengembangkan kota mandiri bernama Kota Deltamas di wilayah Cikarang, Jawa Barat. Kota Deltamas digagas di tengah wacana pemindahan ibu kota Indonesia ke kawasan Jonggol, Jawa Barat.
Selain BSD City dan Kota Deltamas, keluarga Widjaja juga mengembangkan Kota Wisata Cibubur di kawasan Gunung Putri, Bogor. Kota Wisata Cibubur menjadi kawasan hunian terpadu yang dikembangkan sejak tahun 1997 dengan menggabungkan area residensial, komersial, pendidikan, dan rekreasi.
3. Setyono Djuandi Darmono - Jababeka
Melalui PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA), Setyono Djuandi Darmono bersama Hadi Rahardja mengembangkan kota mandiri yang dikenal sebagai Jababeka. Mulai dikembangkan tahun 1989, nama Jababeka berasal dari akronim Jawa Barat-Bekasi.
Selain menjadi kawasan industri, pengembangan Jababeka juga meliputi kawasan hunian, komersial, pendidikan, hingga hiburan.
4. Keluarga Riady - Lippo Village dan Lippo Cikarang
Keluarga Riady yang kini dipimpin oleh James Riady mengembangkan dua kota mandiri di bawah payung Lippo Group. Kedua kota mandiri tersebut ialah Lippo Village (dulu Lippo Karawaci) dan Lippo Cikarang.
Lippo Village bisa dikatakan menjadi salah satu pengembangan township berskala besar di Indonesia. Mulai dikembangkan pada 1990, Lippo Village di Tangerang, Jawa Barat menjadi sebuah kota dalam kota yang dibangun secara komprehensif dengan mengintegrasikan kawasan hunian, bisnis, pendidikan, kesehatan, hingga rekreasi.
Menyusul kesuksesan tersebut, keluarga Riady kembali mengembangkan kota mandiri bernama Lippo Cikarang di Jawa Barat. Township tersebut mulai dikembangkan pada tahun 1997. Sukses dalam pengembangan Lippo Village dan Lippo Cikarang, keluarga Riady mengalami kegagalan di pengembangan kota Meikarta.
5. Keluarga Ciputra - CitraLand dan CitraRaya
Ir. Ciputra dikenal sebagai maestro di industri properti nasional. Pendiri sekaligus pemilik Ciputra Group ini juga mengembangkan sejumlah kota mandiri di Indonesia.
Kota mandiri pertama milik Ciputra ialah CitraLand Gama City di Medan yang mulai dikembangkan pada tahun 1981 di atas lahan premium seluas
Selain CitraLand Gama City, Ciputra juga mengembangkan sejumlah kota mandiri lain, mulai dari CitraLand Surabaya tahun 1993, CitraRaya Tangerang tahun 1994, CitraIndah City Jonggol tahun 1996, hingga CitraLand Tallasa City Makassar tahun 2017.
6. Soetjipto Nagaria - Summarecon
Soetjipto Nagaria merupakan pemilik konglomerasi PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) yang mulai dikembangkan pada tahun 1975. Soetjipto Nagaria mulai membangun kota mandiri bernama Summarecon Kelapa Gading di atas lahan seluas 10 hektare yang kini menjadi salah satu kawasan elit di wilayah utara Jakarta.
Sukses dengan Summarecon Kelapa Gading, Soetjipto Nagaria juga membangun sejumlah kota mandiri lain dalam naungan Summarecon Group, mulai dari Summarecon Serpong, Summarecon Bekasi, Summarecon Bandung, Summarecon Emerald Karawang, hingga Summarecon Bogor.
7. Benny Gunawan - Kota Harapan Indah
Benny Gunawan menjadi salah satu konglomerat pemilik kota mandiri di Indonesia melalui Damai Putra Group (DPG) yang ia dirikan tahun 1981. Sejumlah kota mandiri Benny Gunawan dirikan melalui DPG, salah satunya adalah kwasan hunian Kota Harapan Indah seluas 2.200 hektare di Jakarta-Bekasi.
Pengembangan Kota Harapan Indah dilakukan sejak tahun 1993 silam dan kini telah berkembang menjadi kawasan hunian terintegrasi di kawasan Jakarta-Bekasi.
8. Alexander Tedja - Pakuwon City
Alexander Tedja masuk dalam daftar konglomerat ternama di industri properti Indonesia. Pemilik Pakuwon Group ini mengembangkan kota mandiri bernama Pakuwon City di Surabaya pada tahun 1994.
Pakuwon City menjadi proyek township pertama dan terbesar milik Pakuwon Group yang sukses mengintegrasikan kawasan hunian, pusat perbelanjaan, pendidikan, komersial, hingga rekreasi di Surabaya, Jawa Timur.
9. Sugianto Kusuma - PIK 1 dan PIK 2
Sugianto Kusuma alias Aguan adalah konglomerat pemilik Agung Sedayu Group yang mengembangkan kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK) 1 dan 2. Aguan mulai membangun kota mandiri PIK 1 pada tahun 1992 di atas lahan seluas 1.036 hektare di Jakarta Utara.
Sukses dengan pengembangan PIK 1, Aguan kembali mengembangkan kota mandiri PIK 2 di wilayah satelit Jakarta, yakni Kabupaten Tangerang. Sempat masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN), PIK 2 kini berkembang sebagai kota mandiri modern yang terintegrasi dengan berbagai fasilitas, mulai dari kawasan hunian, pusat perbelanjaan, rekreasi, komersial, hingga pendidikan.