Alih-alih membiarkan diri terpengaruh oleh komentar negatif, Tahir memilih untuk tidak mempedulikannya. Tahir menyadari, posisinya saat itu memang tampak buruk, malang, dan suram. Namun, hal tersebut dijadikannya sebagai sarana untuk terus maju dan berkembang.
“Saya mengerahkan seluruh konsentrasi dan berusaha keras dalam bekerja. Saya tidak membiarkan semangat saya terpengaruh oleh apa pun. Meskipun berbagai faktor berpotensi menyebabkan saya putus asa dalam bekerja, saya terus berjuang. Saya menghabiskan waktu bertahun-tahun penuh keringat untuk satu target tetap: Saya perlu membangun penghidupan saya sendiri agar dapat berbuat lebih banyak bagi orang lain,” akunya.
Baca Juga: Cara Tahir Memandang Kekayaan: Itu Milik Tuhan, Dia Meminta Kita Mengelolanya dengan Baik
Jalan yang dipilih Tahir, tepat. Ia akhirnya mencapai kesuksesan, dan pujian pun mulai berdatangan. Namun, Tahir memastikan agar ia tidak hilang kewaspadaan. Tak mudah juga baginya dipengaruhi oleh pujian dan kata-kata manis yang menyoroti kesuksesannya.
“Sama seperti kritikan, pujian sering kali diberikan tanpa ketulusan. Selain itu, pujian dapat dengan mudah membuat kita malas, merasa yakin bahwa kita telah berhasil dalam hidup. Oleh karena itu, berhati-hatilah terhadap pujian karena pujian dapat dengan mudah menjatuhkan kita,” imbuhnya.