Di samping itu, Tahir menegaskan pentingnya untuk tidak terlalu mencampuri urusan orang lain. Tanpa disadari, kita sering kali menghabiskan waktu memikirkan hal-hal yang seharusnya bukan menjadi fokus kita.
Kesuksesan orang lain pun terkadang membuat diri merasa kecil, putus asa, bahkan terancam. Padahal, reaksi semacam itu bisa berbahaya karena dengan mudah mengganggu fokus dan mengalihkan perhatian dari tujuan yang sebenarnya.
“Saya suka mengamati orang-orang yang berhasil membawa bisnis mereka ke puncak. Kebanyakan dari mereka memiliki kepribadian yang positif, kepercayaan diri yang tinggi, dan tidak mudah terpengaruh oleh “gosip”,” kata Tahir.
“Mereka tidak membuang-buang waktu untuk mendengarkan komentar orang lain. Mereka mendengarkan dan mencoba mencerna kritik tentang diri mereka sendiri, tetapi mereka tidak tertarik dengan komentar yang mengecilkan hati. Mereka memilih untuk menyerap energi positif dan melipatgandakannya dalam konsentrasi mereka di tempat kerja,” sambungnya.
Baca Juga: Cara Tahir Memulai Hari Baru
Alih-alih memusingkan perkataan orang lain, mereka berdoa dan memastikan tetap memenuhi kewajiban dalam hidup, menjaga kehidupan sosial yang positif, dan menjaga etika kerja yang positif. Orang-orang seperti ini cenderung berhasil mencapai target dibandingkan dengan mereka yang terpengaruh oleh komentar orang lain.
“Saat saya masih berjuang di awal usaha di tahun 70-an, banyak orang yang mencibir saya. ‘Kasihan anak muda. Kasihan sekali hidupnya jadi menantu Mochtar Riady. Dia di bawah bayang-bayang mertuanya. Pantas saja usahanya begitu’,” cerita Tahir.