Sebagai keluarga yang baik, hal pertama yang dilakukan adalah meminta klarifikasi, apabila ditemukan adanya kelalain, maka driver yang bersangkutan di bina hingga diberi teguran.

“Kita kan melihatnya manusia itu pasti punya kesalahan, itu satu. Jadi developer itu punya culture kekeluargaan. Maksudnya begini, orang itu salah, seperti keluarga kan memang dididik, bukan dihukum dulu, jadi konsepnya mendidik. Jadi ada training, ada feedback, lalu dikasih warning. Warning itu dalam bentuk poin,” ujarnya.

Baca Juga: Gerak Cepat Prabowo Selamatkan Gelombang PHK PT Sritex Dijempoli Serikat Pekerja

“Jadi kalau misalnya ada pengemudi yang pelayannya kurang, dapet teguran dari customer, lalu akhirnya dapet poin. Kesalahannya apa? Oh misalnya salah jalan, atau misalnya bawanya kurang nyaman. Dan itu ada poinnya, ada levelnya,” tambahnya.

Sigit menegaskan, pihaknya sangat memaklumi kesalahan-kesalahan yang dilakukan driver, intinya kata dia mereka mau berbenah, belajar dari keselahan dan tak mengulanginya lagi, dan yang paling utama mereka mesti mau didik menjadi pribadi yang lebih bauk lagi.

“Jadi itu yang kita coba lakukan adalah mendidik. Bahwa kalau ada kesalahan, oke, gak apa-apa, tapi jangan diulangin,” tuntasnya.