Rekam Jejak Karier Hery Gunardi di Dunia Perbankan
Hery Gunardi memiliki rekam jejak panjang di dunia perbankan Tanah Air. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, ia telah menghabiskan lebih dari tiga dekade bergelut dengan dunia manajemen dan keuangan, melewati berbagai tantangan dan dinamika industri perbankan dari waktu ke waktu.
Hery memulai kariernya di dunia perbankan pada tahun 1991 sebagai bankir di Bank Bapindo. Tak hanya menjalani peran teknis, ia juga dipercaya menjadi bagian dari Tim Merger yang memainkan peran penting dalam pembentukan Bank Mandiri.
Seperti diketahui, Bank Mandiri lahir sebagai respons atas krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada 1998–1999, melalui penggabungan empat bank milik pemerintah: Bank Bapindo, Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, dan Bank Ekspor Impor Indonesia (Bank Exim).
Keterlibatan Hery dalam proses krusial ini menjadi tonggak penting dalam kariernya di dunia perbankan nasional. Hery cukup lama berkarier di Bank Mandiri, yakni sekira dua dekade. Selama itu pula Hery menduduki sejumlah posisi penting. Mulai dari Direktur Mikro dan Ritel, Direktur Konsumer, Direktur Distributions, Direktur Small Business & Network, hingga Direktur Consumer & Retail Transaction pernah diemban Hery saat di Bank Mandiri.
Baca Juga: Berkenalan dengan Sosok Agung Giri Djatmiko dan Perjalanan Kariernya di Perusahaan Multinasional
Tak hanya aktif dalam dunia perbankan konvensional, Hery juga terlibat langsung dalam pendirian PT AXA Mandiri Financial Services (AMFS), sebuah perusahaan asuransi hasil kerja sama antara Bank Mandiri dan AXA Group dari Prancis pada periode 2002–2003.
Pada 2006, Hery dipercaya untuk menangani segmen wealth management Bank Mandiri, dan sejak saat itu, kariernya terus menanjak hingga akhirnya menjabat sebagai Direktur dan sempat menjadi Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama Bank Mandiri pada September hingga Oktober 2020.
Di tahun yang sama, Hery dipercaya memimpin Bank Syariah Mandiri sebagai Direktur Utama, sebelum kemudian memimpin proses merger tiga bank syariah milik BUMN menjadi Bank Syariah Indonesia (BSI) pada 2021. Ia pun didaulat menjadi Direktur Utama pertama BSI, menjadikannya sebagai sosok sentral di balik transformasi besar industri perbankan syariah nasional.