Analisis lain yang dirilis pada Juni juga menyimpulkan, mengonsumsi cokelat hitam pekat atau kapsul kakao selama setidaknya satu bulan dapat membantu menurunkan tekanan darah, kolesterol, dan kadar gula darah puasa.
Namun, tidak semua hasil penelitian menunjukkan efek positif. Dalam makalah COSMOS, misalnya, ditemukan bahwa ekstrak kakao tidak secara signifikan menurunkan risiko serangan jantung dan stroke.
Penelitian lain yang diterbitkan pada Januari juga mengungkapkan bahwa konsumsi cokelat tidak berkaitan dengan penurunan risiko 10 masalah kardiovaskular lainnya, seperti stroke, gagal jantung, penyakit jantung koroner, dan fibrilasi atrium.
Baca Juga: 7 Tanda Awal yang Menunjukkan Arteri Jantung Anda Tersumbat
Lalu, bagaimana dengan konsumen?
Menurut Samantha Coogan, RDN, profesor ilmu gizi sekaligus direktur Program Didaktik dalam Nutrisi dan Dietetika di University of Nevada, Las Vegas, hingga kini belum ada bukti konklusif yang bisa memastikan bagaimana produk-produk berbasis kakao memengaruhi kesehatan kardiovaskular.
Coogan menambahkan, efek konsumsi cokelat bisa berbeda-beda pada setiap orang, tergantung pada "kelainan, variasi genetik, dan/atau faktor gaya hidup" masing-masing individu.
Bagaimana dengan Jenis Cokelat Lainnya?
Meski beberapa penelitian menunjukkan manfaat kakao atau cokelat hitam pekat untuk jantung, efek dari jenis cokelat lainnya belum banyak diteliti.
Menurut Michelle Routhenstein, RD, kecil kemungkinan permen cokelat biasa memberi manfaat serupa. Cokelat putih bahkan tidak mengandung kakao, sementara cokelat hitam dan susu umumnya melewati proses yang mengurangi kadar flavanol, senyawa yang baik untuk jantung.
Selain itu, permen cokelat umumnya tinggi gula, lemak, dan kalori, yang bila dikonsumsi berlebihan justru dapat meningkatkan risiko kolesterol tinggi dan masalah kesehatan lainnya.
Baca Juga: 5 Manfaat Menakjubkan dari Kacang Almond Rendam Bagi Kesehatan, Baik untuk Jantung dan Pencernaan
Nikmati Cokelat Secukupnya
Samantha Coogan mengingatkan, cokelat hitam bukanlah "obat mujarab," bahkan tidak dijamin dapat "memberikan manfaat signifikan bagi sistem kardiovaskular."
Namun begitu, menikmati cokelat dalam jumlah wajar tetap diperbolehkan, asal disertai pola makan seimbang yang kaya buah, sayuran, dan makanan bergizi lainnya.
“Kesehatan kardiovaskular dicapai dengan kombinasi pola makan sehat, olahraga rutin, dan tidur yang cukup,” ujar Majid Basit, MD, ahli jantung di Memorial Hermann Medical Group.
Intinya, nikmati cokelat karena rasanya yang lezat, bukan karena berharap mendapat manfaat untuk kesehatan jantung. Meski cokelat, terutama yang hitam pekat, mengandung senyawa yang baik bagi tubuh, efeknya tetap tidak bisa menggantikan pola hidup sehat secara keseluruhan.
Jadi, tetaplah menikmati cokelat secukupnya, sambil menjaga pola makan, rutin berolahraga, dan cukup tidur.
Semoga bermanfaat!