“Secara khusus, saya ingin menekankan pentingnya protein karena protein adalah sumber asam amino yang sangat diperlukan tumbuh kembang anak, jadi harus dilengkapi baik jenis maupun jumlahnya,” ungkap dr. Lucy.
Komposisi protein hewani dianjurkan untuk lebih banyak dikonsumsi daripada protein nabati, karena kelebihan protein hewani yang lebih mudah diserap tubuh dan jenis asam aminonya yang lebih lengkap, jadi bisa memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anak.
“Tubuh manusia sebenarnya bisa membuat asam amino non esensial, tetapi tidak bisa membuat sendiri asam amino esensial, karena itu penting jadi bagian dari makanan anak-anak kita,” sambung dr. Lucy.
Sejalan dengan penekanan dr. Luciana terhadap asupan asam amino, banyak penelitian yang sudah membuktikan korelasi erat antara kadar asam amino yang rendah di dalam tubuh dengan kasus anak stunting.
Baca Juga: Bank DKI Berpartisipasi dalam Program Pemberian Gizi untuk Penanganan Stunting di Jakarta
Sebuah studi yang dimuat di EBioMedicine menjelaskan bahwa kadar asam amino esensial maupun non esensial yang bersirkulasi di dalam tubuh anak-anak yang mengalami stunting secara signifikan lebih rendah dibandingkan dengan anak yang tidak mengalami stunting.
Pemenuhan asam amino di masa pertumbuhan memiliki peranan penting karena membantu membangun dan memperbaiki jaringan tubuh, merangsang produksi hormon pertumbuhan, meningkatkan penyerapan nutrisi, serta memperkuat sistem kekebalan tubuh untuk melawan infeksi dan mempercepat pemulihan penyakit.
Dokter Dewi Virdianti Pangastuti, Health Communicator KALBE Nutritionals mengungkapkan bahwa tumbuh kembang anak bisa selalu dipantau dengan metrik tertentu.
“Anak usia 4 sampai 12 tahun yang sedang tumbuh dan berkembang pesat membutuhkan asam amino yang cukup. Tugas orang tua memastikan asupan anak mendukung proses itu. Apakah asupan makanan anak cukup untuk tumbuh kembangnya bisa dilihat dari berat dan tinggi badannya dibandingkan dengan standar usianya,” ujar dr. Dewi Virdianti.