Saat rasa lelah menyergap dan air mata jatuh diam-diam di tengah malam, seorang ibu memeluk bayinya yang terus menangis. Di saat seperti itu, perjuangan menyusui bukan lagi sekadar memberi ASI, tetapi tentang cinta yang tak pernah menyerah, meski dukungan terasa begitu minim.

Cerita itu bukan fiksi. Itu kenyataan yang dialami banyak ibu di Indonesia, termasuk Uung, perempuan asal Surabaya yang akhirnya mengubah kisahnya menjadi gerakan. Bersama suaminya, Jonathan Handoko Putra, ia mendirikan Mom Uung, sebuah komunitas dan brand yang lahir dari peluh dan perjuangan ibu menyusui.

“MengASIhi itu indah, tapi juga bisa sangat melelahkan. Saya pernah merasa sendiri, bingung, dan takut. Dari situ saya tahu, banyak ibu lain pasti mengalami hal yang sama,” kata Uung dalam keterangan pers yang diterima Olenka pada Jumat (18/04/2025).

Baca Juga: Saran Owner Mamitoko untuk Ibu Rumah Tangga: Fokus Urus Balita, Jangan Sampai Anak Tak Punya Memori Indah Bersama Ibu

Menurut WHO, ASI eksklusif adalah senjata utama dalam mencegah stunting. Namun, di Indonesia, angka stunting masih tinggi: 21,5%. Masalahnya, menyusui sering dianggap mudah—padahal tidak semua ibu punya akses pada edukasi dan dukungan yang cukup.

Berawal dari obrolan dan saling curhat antaribu, Mom Uung berkembang jadi ruang aman bagi lebih dari 200.000 perempuan di seluruh Indonesia. Komunitas ini menyediakan layanan konsultasi menyusui gratis 24 jam dan berhasil membantu 87% anggotanya beralih dari susu formula ke ASI eksklusif.

Namun tantangan belum selesai. Ketika masa MPASI dimulai, angka menyusui lanjutan turun drastis. Banyak ibu harus kembali bekerja, dan menyusui pun terpaksa dihentikan. Hanya sekitar 5–10% yang bisa melanjutkan hingga dua tahun, sesuai rekomendasi WHO.

Baca Juga: Mengenal Sosok Alyssa Soebandono: Mantan Artis Cilik yang Kini Jadi Ibu Tiga Anak

“Di fase ini, kami ingin hadir sebagai teman, bukan sekadar penjual produk. Karena itulah kami meluncurkan pompa ASI—bukan hanya untuk jualan, tapi sebagai solusi nyata,” ujar Jonathan.

Bagi Mom Uung, menyusui bukan hanya proses biologis. Ia adalah bentuk kasih sayang yang layak mendapatkan ruang, perhatian, dan dukungan.

Sejak 2019, Mom Uung bergabung dengan platform Lazada untuk memperluas jangkauan. Kolaborasi ini memungkinkan mereka menjangkau ibu-ibu di daerah yang sebelumnya sulit dijangkau. Dukungan teknologi dan data membantu mereka memahami kebutuhan konsumen, serta memperkuat komunitasnya.

Baca Juga: Working Mom Merapat! Ini 5 Tips Buat Kamu yang Ingin Coba Jadi Affiliate Partner di e-Commerce

“Kami percaya bahwa ekonomi digital harus jadi ruang yang memberdayakan. Bersama Mom Uung, kami melihat langsung bagaimana teknologi bisa memberi dampak besar bagi perempuan,” tutur Amelia Tediarjo, Head of Operations Lazada Indonesia.

Di Hari Kartini ini, perjuangan perempuan tak lagi berbicara tentang senjata dan medan perang. Tapi tentang malam-malam panjang tanpa tidur, pelukan pada bayi yang rewel, dan tekad untuk tetap memberi yang terbaik—meski kadang harus sendiri.

Dan dalam perjuangan itu, mungkin, seorang ibu menemukan kekuatan luar biasa—bersama komunitas yang tak lagi membuatnya merasa sendirian.