3. Luangkan waktu sejenak sebelum bereaksi
Pernah mengatakan sesuatu saat sedang marah dan berharap tidak mengatakannya? Itu terjadi pada kita semua. Namun, bereaksi terlalu cepat sering kali dapat memperburuk keadaan. Berhenti sejenak membantu Anda menenangkan diri dan berpikir sebelum berbicara.
Lain kali saat Anda merasa emosi Anda meningkat, cobalah katakan, "Biarkan saya memikirkannya sebentar," dan tarik napas dalam-dalam. Jeda singkat itu benar-benar dapat membantu menjaga percakapan tetap pada jalurnya.
4. Lupakan hal-hal kecil
Terkadang, kita merasa kesal karena komentar-komentar kecil yang sebenarnya tidak penting. Namun, tidak semua hal perlu ditanggapi. Jika seseorang mengatakan sesuatu yang ceroboh tetapi tidak dimaksudkan untuk menyakiti, biasanya lebih baik untuk membiarkannya saja.
Namun, jika komentar tersebut melewati batas, bicaralah. Jika komentar tersebut tidak penting, biarkan saja. Namun, jika komentar tersebut serius, katakan dengan tenang, "Saya tidak suka itu," dan lanjutkan hidup. Ini membantu menetapkan batasan tanpa memperburuk keadaan.
5. Ajukan pertanyaan untuk memahami, bukan berasumsi
Asumsi dapat merusak komunikasi. Mudah untuk berasumsi bahwa kita tahu apa yang dipikirkan atau dirasakan seseorang, tetapi kita bukanlah pembaca pikiran. Daripada menebak-nebak, tanyakan saja. Ini menunjukkan bahwa Anda peduli dengan sudut pandang mereka dan membantu Anda memahami mereka dengan lebih baik.
Cobalah bertanya, "Apa yang Anda butuhkan dari saya saat ini?" atau "Bagaimana saya dapat membantu Anda?" Pertanyaan-pertanyaan sederhana ini membuka percakapan yang nyata dan membantu menghindari kebingungan.
Baca Juga: 5 Trik Psikologis Membangun Komunikasi yang Efektif di Tempat Kerja