Calon wakil presiden nomor urut 01 Muhaimin Iskandar mengaku sedih jika presiden memilih memihak pada kelompok tertentu dalam sebuah hajatan politik. Sebagai kepala negara, presiden kata Cak Imin seharusnya hadir untuk semua kalangan.
Pernyataan itu disampaikan Cak Imin sebagai respons atas pernyataan Jokowi yang mengaku punya hak memihak dan ikut berkampanye pada Pemilu.
Baca Juga: Dikritik Gegara Bilang Presiden Boleh Kampanye, Jokowi: yang Saya Sampaikan Itu Ketentuan UU
"Ya saya sangat sedih kalau punya presiden yang kemudian memilih jalan yang tidak untuk semuanya," kata Cak Imin, di Badung, Bali dilansir Sabtu (27/1/2023).
Jika Jokowi ngotot ikut kampanye, Cak Imin meminta agar kepala negara melakukan itu saat kampanye demi meminimalkan kesen ketidaknetralan
"Kalau berpihak harus cuti segera,” ucapnya.
Cak Imin lantas menyarankan Jokowi untuk belajar dari pendahulunya, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Menurutnya SBY telah memberikan contoh sikap kenegarawanan ketika menjabat Presiden RI. Sikap itu patut ditiru para penerusnya.
“Kita hormat kepada Pak SBY. Pak Jokowi tolong belajar dari Pak SBY," tuturnya.
Baca Juga: Isu Hengkangnya Menteri Jokowi, Luhut: Sudah Ditawari tapi Nggak Mundur-mundur
Baca Juga: Jusuf Kalla Ngaku Diintimidasi Setelah Deklarasi Dukung Anies-Muhaimin di Pilpres 2024
Wakil Ketua DPR mengaku heran mengapa Jokowi memilih untuk memihak, bukan menempatkan diri sebagai negarawan. Terlebih, rakyat juga sudah memberi tuntutan agar Kepala Negara bersikap netral.
"Hampir seluruh rakyat protes, presiden harus tetap netral dan tidak memihak kepada siapapun,” ujarnya.