Partai NasDem tak mengambil jatah menteri di Kabinet Merah Putih kendati partai politik tersebut telah menjadi bagian dari pemerintahan Prabowo-Gibran semenjak bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju pasca Pilpres 2024. NasDem memilih mendukung pemerintah lewat parlemen

Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh mengaku, jauh sebelumnya Prabowo telah menyodorkan tawaran sejumlah kursi kepada partainya, meski dipaksa, NasDem kata dia tak mau mengambilnya. Surya Paloh menolaknya karena tidak ingin menjadi pragmatis.

Baca Juga: Tarik Dukungan untuk Anies, NasDem Mantap Usung Ridwan Kamil di Pilgub Jakarta

"Sekarang dia nyatakan ini adalah momentum ada kursi menteri dari tawaran Pak Prabowo, dan Pak Prabowo menyampaikan, 'tolong Bung Surya jelaskan kepada kawan-kawan pers bahwasanya telah saya sediakan kursi kabinet untuk Nasdem'. Tetapi Nasdem yang menolak," kata Surya Paloh ditulis Senin (21/10/2024).

Penolakan terhadap jatah menteri kata Surya Paloh menjadi warna baru dalam politik Tanah Air, sebab selama ini partai politik justru memburu kekuasaan lewat jatah menteri di kabinet pemerintah.

Dia berharap politik tanpa mahar ini diikuti oleh partai-partai lain, berpolitik tak harus mengincar jatah menteri, tapi bagaimana partai politik membantu pemerintah membangun bangsa ini. 

"Sekecil apapun ini sumbangsih dan saya harapkan bisa membuka mata hati, kata hati, paling tidak ada Nasdem yang memulainya. Mudah-mudahan Nasdem bisa konsisten dengan politik tanpa mahar," tandasnya.

Sekedar info, NasDem baru bergabung ke pemerintahan Prabowo-Gibran setelah Pilpres 2024.

Baca Juga: Pesan Jokowi ke Prabowo Sebelum Tinggalkan Jakarta: Saya Serahkan Cita-cita Besar 280 Juta Rakyat Indonesia Kepadamu

Pada Gelaran itu, NasDem mengusung pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar menjadi calon presiden dan calon wakil presiden, pasca kekalahan itu NasDem bersama dua koalisinya PKB dan PKS bergabung ke pemerintahan Prabowo-Gibran.