Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas hasil perkebunan yang mempunyai peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Selain sebagai komoditas penghasil devisa terbesar, kontribusinya pada perekonomian nasional relatif besar dan luas.
Semua bagian dari kelapa sawit dapat dimanfaatkan dan bernilai ekonomi tinggi, mulai dari buah, sabut, cangkang, janjang kosong, pelepah, daun, batang pohon, bahkan sampai dengan limbah cairnya.
Indonesia sendiri menjadi salah satu negara produsen terbesar yang menguasai sekitar 55% pangsa pasar minyak sawit dunia. Sekitar 40% dari total minyak nabati dunia diproduksi oleh Indonesia. Hal inilah yang menjadikan industri perkebunan kelapa sawit sebagai industri perkebunan yang menjanjikan di Indonesia.
Karenanya, jika Anda ingin membeli kebun sawit atau berinvestasi di sawit, berikut Olenka berikan tipsnya. Setidaknya ada beberapa hal yang harus Anda perhatikan, sebagaimana dipaparkan Ketua Umum DPP Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesai (APKASINDO) Ir. Gulat ME Manurung, MP.,C.APO. Yuk, simak!
1. Konflik vertikal
Jika Anda ingin membeli kebun atau berinvestasi di sawit, hal pertama yang harus Anda kaji teliti adalah status kawasan kebun sawit tersebut, apakah Kawasan hutan atau tidak (non-kawasan hutan). Adapun, konflik vertikal ini adalah konflik dengan negara sebagai pemangku kawasan hutan.
“Silakan juga menghubungi perwakilan DPD APKASINDO yang tersebar di 144 Kabupaten Kota di 22 DPW Provinsi APKASINDO. Kami siap membantu. Memang saat ini sudah terakomodir untuk sawit dalam kawasan hutan atas dasar keterlanjuran. Ada mekanisme denda melalui PP UUCK (UU Omnibuslaw),” ungkap Gulat.
2. Konflik horizontal
Kedua, yang mesti Anda kaji adalah konflik horizontal atau konflik antara petani dengan petani, petani dengan masyarakat adat, dan petani dengan pemegang izin konsesi/HGU/HPH. Konflik horizontal ini lebih pelik dan ribet dibanding dengan konflik Vertikal apalagi dengan konflik pemegang izin konsesi HGU atau HPH.
3. Cek lokasi kebun ke akses jalan umum
Ketiga, yang mesti Anda lakukan adalah mengecek lokasi k ke akses jalan umum. Kebun yang berlokasi jauh dipedalaman cenderung menambah biaya. Seperti biaya pembuatan jalan, perawatan jalan, dll.
Baca Juga: Meneropong Masa Depan Industri Kelapa Sawit di Indonesia, Dilihat dari Berbagai Aspek