Kenali kekuatan tubuh sendiri
Pertanyaannya, bisakah saraf terjepit dicegah, atau paling tidak diminimalkan risikonya? Sangat bisa. Saran dr. Irca, langkah pertama adalah mengenali tubuh kita sendiri. “Sebesar apa kemampuan otot kita, seberat apa beban yang bisa kita bawa, apakah postur tubuh kita sudah baik saat melakukan sesuatu, olahraga apa saja yang kita lakukan, aktivitas harian apa yang kita jalani, dan sebagainya.”
Kalau pekerjaan kita sehari-hari tidak melibatkan pembentukan otot, maka otot tulang belakang tidak akan terbentuk. Itu berarti, kemampuan otot kita untuk mengangkat beban, tidak akan besar. Untuk mengangkat beban seberat 2,5 kg saja, otot kita mungkin tidak mampu.
“Ketika otot yang tidak terlatih dipaksa untuk mengangkat beban berat, otot tersebut akan mencengkeram kuat-kuat, hingga kemudian menjadi kaku. Otot yang kaku akan menggenggam tulang belakang terus-menerus. Akibatnya, celah di antara tulang akan menyempit, hingga kemudian menyebabkan saraf terjepit.”
Dokter Irca juga menyarankan stretching untuk tulang belakang. Stretching yang dilakukan dengan benar bisa membantu peregangan, melenturkan otot,, sekaligus mengurangi tekanan pada otot di tulang belakang.
Di samping itu, ia sangat berharap, anak usia remaja dan sekolah, bisa menjalani screening dini untuk pemeriksaan tulang belakang.
“Lewat screening, struktur tulang seseorang bisa diketahui. Sehingga, ketika suatu kali merasakan pegal di pinggang, misalnya, dokter sudah tahu bahwa pasien tidak punya kelainan struktur tulang sebelumnya. Hal ini akan memudahkan dalam menentukan treatment terbaik,” kata dr. Irca, yang juga menyarankan orang berusia produktif untuk menjalani screening.