Mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD turut berkomentar terkait pernyataan Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia perihal sebutan Raja Jawa.
Menurutnya, secara politik keberadaan Raja Jawa sudah tidak ada lagi, namun secara kultural konsep Raja Jawa masih tetap hidup dalam lingkungan masyarakat.
Baca Juga: Daftar 13 Raja Paling Berpengaruh di Tanah Jawa
Baca Juga: Mengenal Sosok Raja Jawa Tanpa Mahkota
"Secara politik raja Jawa itu tidak ada lagi. Tapi secara kultural, raja Jawa masih ada," ujarnya dalam akun X miliknya, seperti dilihat Senin (26/8/2024).
Lanjutnya, ia menyebut sosok seperti Sultan Hamengkubuwono X (HB X) di Yogyakarta, masih dianggap sebagai Raja oleh sebagian masyarakat.
"Tapi hanya sebagai raja kultural, pemelihara budaya Jawa," ucapnya.
Selain itu, ia juga mengatakan jika Sultan Hamengkubuwono X tidak seperti yang digambarkan Bahlil dalam pidatonya beberapa waktu lalu.
"Sultan HB ini tidak bengis dan tidak menakutkan, sebaliknya Sang Raja santun dan merakyat," tukasnya.
Sebelumnya, Bahlil dalam pidatonya meminta seluruh kader partai berlambang pohon beringin untuk tidak main-main dengan 'Raja Jawa'.
Bahkan, dirinya juga menyebut konsekuensi dari 'main-main' dengan 'Raja Jawa' bisa membawa celaka.
"Kita (kader Golkar) harus lebih paten lagi, soalnya Raja Jawa ini kalau main-main, celaka kita (kader Golkar)," ujar Bahlil.
"Saya mau kasih tahu saja, jangan coba-coba main-main barang ini. Waduh, ini ngeri-ngeri sedap barang ini, saya kasih tahu," tambahnya.