Dewan Pakar Bidang Gizi Badan Gizi Nasional (BGN), Ikeu Tanziha mengatakan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) bukan program yang sekadar memberi makan cuma-cuma terhadap seluruh peserta didik di semua jenjang pendidikan, ibu hamil dan menyusui. 

Lebih dari itu, Program ini bertujuan membangun budaya makan sehat bagi seluruh masyarakat Indonesia yang dimulai dari sekolah. 

Baca Juga: Bertemu Jokowi, Luhut: Kondisinya Belum Sepenuhnya Pulih

"Untuk itu kita tidak bisa hanya fokus pada distribusi makanan tetapi harus membangun ekosistem yang sehat yang dilihat dari sisi demand maupun suply. Dari sisi demand kita akan mendorong kesadaran dan perilaku konsumen sehingga semua masyarakat ada sisi permintaan terhadap konsumsi makanan sehat," kata Ikeu saat menyampaikan progres pelaksanaan Program MBG melalui Youtube BGN dilansir Senin (7/7/2025). 

Ikeu mengatakan lewat program andalan Presiden Prabowo Subianto itu masyarakat Indonesia semakin melek gizi seimbang yang sesuai dengan karakter individu dan kondisi psikologis mereka.

"Sehingga mereka memahami betul berapa asupan gizi yang harus mereka konsumsi baik dari sisi kalori, vitamin, mineral, maupun protein. Kemudian mereka bisa menginternalisasikan pola makan sehat itu termasuk pemenuhan kebutuhan gizi mereka," ujarnya.

Melalui kehadiran program MBG, dia berharap masyarakat mampu mengimplementasikan budaya makan sehat, dengan 20-30 persen angka kecukupan gizi untuk sarapan dan 30-35 persen angka kecukupan gizi untuk makan siang seperti diberikan BGN.

BGN juga mendorong penerima manfaat, khususnya anak-anak, untuk mengenali visualisasi porsi makan yang seimbang agar anak bisa mempelajari secara langsung dari food tray yang diterima setiap hari.

"Dari situ bisa kelihatan berbagai sumber zat gizi yang mereka konsumsi setiap hari, juga berbagai porsi atau komposisi zat gizi yang mereka konsumsi setiap hari," tuturnya.

Yang tidak kalah penting dari edukasi gizi ini, yaitu memastikan lingkungan di sekitar penerima manfaat dapat mendukung terbangunnya konsumsi makanan yang sehat. Seperti di lingkungan sekolah.

Menurutnya, sekolah harus dapat menjamin ketersediaan makanan yang sehat juga membangun kolaborasi dengan pedagang sekitar untuk penyediaan makanan yang sesuai standar kesehatan dan keamanan pangan.

"Kami menyadari pelaksanaan di lapangan masih menghadapi sejumlah tanangan. Pertama kapasitas guru yang menyampaikan edukasi masih beragam. Demikian juga di lingkungan sekolah, pedagang sekitar masih banyak yang belum memahami prinsip gizi dan keaamanan pangan," jelasnya.

Karena itu, BGN berkolaborasi dengan sejumlah kementerian dan lembaga serta organisasi kemasyarakatan.

Baca Juga: Nggak Mungkin Ayah dan Anak Bersaing, Kaesang Pastikan Jokowi Tak Maju Jadi Calon Ketum PSI

"BGN juga telah menyusun menu edukasi yang dapat diakses oleh berbagai pihak yang memerlukan. BGN juga menyusun modul dan melakukan penelitian untuk meningkatkan kapasitasnya dalam mengedukasi, khusunya untuk anak-anak di sekolah," tutupnya.