Ia menjelaskan bahwa Jalin menerapkan batas ambang tertentu untuk memantau pola transaksi seluruh anggotanya baik bank maupun fintech. Ketika terjadi lonjakan yang tidak wajar, Jalin segera berkoordinasi dengan penyedia jasa pembayaran terkait.

“Kalau kita lihat ada transaksi yang naik melebihi threshold, misalnya biasanya Rp100 miliar lalu naik jadi Rp150 miliar, kami langsung menghubungi PCP atau fintech-nya. Ini untuk memastikan apakah ada indikasi fraud atau anomali,” papar Aries.

Respons cepat ini menjadi krusial mengingat insiden keamanan digital dapat berkembang sangat cepat apabila tidak ditangani dengan tepat.

“Yang namanya insiden itu sangat cepat. Kalau tidak ditangani dengan proper, akan semakin sulit dicegah,” ungkapnya.

Ia pun lantas menekankan bahwa efektivitas sistem keamanan tidak hanya bergantung pada satu pemain, tetapi membutuhkan kolaborasi erat antara penyelenggara switching, perbankan, fintech, hingga regulator.

“Security awareness is one thing. Tapi kita juga harus meningkatkan kolaborasi antar institusi. Kita harus lebih fokus kepada kenyamanan dan keamanan nasabah, tidak hanya institusi masing-masing,” tegasnya.

Aries juga menyoroti pentingnya kecepatan respons dari semua pihak, karena sering kali ada institusi yang menunda tindak lanjut atas laporan anomali.

“Kadang ada beberapa fintech atau bank yang baru merespons keesokan harinya. Ini berbahaya. Jangan sampai fraud benar-benar terjadi dan menimbulkan kerugian besar,” pungkasnya.

Sebagai informasi, PT Jalin Pembayaran Nusantara (Jalin) merupakan perusahaan berbasis teknologi layanan keuangan yang didirikan pada 2016 oleh Kementerian BUMN bersama Himbara (BRI, Bank Mandiri, BNI, BTN) serta PT Telkom Indonesia. Jalin saat ini mengelola jaringan switching LINK dengan pangsa pasar terbesar pada kategori debit switching di Indonesia.

Sebagai PIP, Jalin terus memperluas perannya menjadi digital enabler yang menghubungkan masyarakat dengan ekosistem finansial dan non-finansial melalui visi perusahaan sebagai “The National Digital Highway.”

Produk dan layanan Jalin sendiri meliputi digitalisasi layanan perbankan, switching transaksi ATM dan debit, GPN, hingga QRIS serta virtual ATM. Hingga kini, Jalin memiliki lebih dari 80 anggota yang terdiri dari bank dan fintech di seluruh Indonesia.

Baca Juga: BI Siapkan Blueprint Sistem Pembayaran 2030 untuk Perkuat Keamanan Siber dan Kedaulatan Digital Nasional