Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto menarget pertumbuhan ekonomi 8 persen per tahun, kendati banyak pihak pesimis atas target yang dipasang, namun pemerintahan Prabowo tetap optimis. Target itu dirasa bisa dicapai karena berbagai faktor.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menegaskan untuk mengebut target tersebut, pemerintah bakal berfokus pada sejumlah sektor utama.
Baca Juga: Jokowi Pantas Jadi Ketum Parpol
Bagi Airlangga, merengkuh target tersebut bukan sesuatu yang mustahil, Indonesia pernah memijakan kakinya di posisi itu di masa lampau.
"Karena kita pernah mencapai itu pada masa pemerintahan Presiden Soeharto," kata Airlangga dalam Rakornas Pemerintah Pusat dan Daerah seperti yang disiarkan kanal YouTube Kemendagri RI, dilansir Jumat (8/11/2024).
Pemerintahan Prabowo kata Airlangga dapat memodifikasi dan menerapkan rumus-rumus yang pernah dipakai di Pemerintahan Soeharto ketika mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen.
Adapun cara jitu Pemerintahan Soeharto mencapai target tersebut adalah dengan fokus menggenjot pertumbuhan investasi sebesar 4,9—14,6 persen per tahun, konsumsi 2,9—12,6 persen per tahun, dan ekspor rata-rata tumbuh 9,7 persen per tahun.
Rumus ini bakal dipakai di era Prabowo dengan persentase capaian target yang lebih besar yaitu menjaga tingkat konsumsi sehingga bisa tumbuh 5—6 persen per tahun, mendorong investasi sehingga tumbuh di kisaran 10 persen per tahun, dan menggenjot ekspor sehingga tumbuh di kisaran 9 persen per tahun.
Baca Juga: Mengulik Rencana Pemerintahan Prabowo Subianto Bangun Giant Sea Wall
Untuk sampai pada titik itu, Pemerintahan Prabowo bakal fokus pada 7 sektor utama yakni: manufaktur, sektor jasa, pariwisata, konstruksi dan perumahan, ekonomi digital, pengembangan ekonomi baru yaitu semikonduktor, dan transisi energi atau green energy (energi hijau).
“Sektornya tetap hilirisasi,” ujarnya.