“Bahkan, menurut jurnal dari Aspen University, istirahat dan rasa nyaman bisa membuat kita lebih produktif, inovatif, dan menjaga kesehatan mental. American Psychological Association juga menyebut bahwa 56% orang yang cukup istirahat justru merasa jauh lebih produktif,” jelas Tara.
Namun sebaliknya, jika terus memaksa diri untuk berkembang tanpa henti, tekanan tinggi bisa menimbulkan stres. Jurnal Personality and Social Psychology menyebutkan bahwa stres yang tinggi berdampak buruk pada kesehatan. Seperti gangguan tidur, kecemasan berlebihan, burnout, bahkan menurunnya imunitas.
“Jadi, penting untuk menyeimbangkan diri. Tumbuh bukan berarti harus menyiksa diri. Ada saatnya kita mendorong diri untuk maju, tapi ada kalanya kita juga perlu berhenti dan beristirahat. Kalau kita bisa menjaga keseimbangan ini, kita akan lebih sejahtera, produktif, dan bisa berkembang secara berkelanjutan,” tutur Tara.
Baca Juga: Bosan, Pekerjaan Terlalu Monoton? Waspadai Sindrom Boreout dan Dampaknya bagi Kesehatan Mental
“Kita sendiri yang paling tahu kapan harus keluar sebentar dari zona nyaman, lalu kembali untuk mengisi energi. Zona nyaman itu penting bukan untuk terus menetap, tapi sebagai tempat mengisi ulang energi sebelum melangkah lagi,” tambahnya.
Lantas, bagaimana agar tidak terlena dalam zona nyaman?